Riyadh — Distrik Keuangan Raja Abdullah, Riyadh menjadi tuan rumah Konferensi Internasional yang menggali sejarah mata uang Islam. Ahli numismatik dari berbagai belahan dunia berkumpul hingga Sabtu untuk membahas penelitian, koleksi, dan studi tentang koin, uang kertas, dan medali.
Pembicara konferensi, Dr. Alain Baron, membahas peran berpengaruh penguasa wanita di zaman kuno dan abad pertengahan dalam sesinya, The Great Queens of Islam.
Dia mencatat keberanian dan kecerdasan mereka yang telah memungkinkan mereka untuk membentuk jalannya sejarah, mengacu pada para pemimpin seperti SHajjar Al-Durr, dan Zubaidah binti Ja’far, ratu pertama di dunia Islam yang membuat koin dengan namanya sendiri.
Menjual dan Melelang Koin
Baron mendirikan Numismatica Genevensis S.A., di Jenewa, sebuah perusahaan yang telah menjual dan melelang koin dan memecahkan rekor harga sejak tahun 2000.
Baron, yang memperoleh gelar Ph.D. dalam numismatik dari Wina dan Roma dan memiliki pengalaman luas bekerja dengan proyek pemerintah dan museum, mengatakan: “Saya pikir ini akan menjadi kontribusi yang sangat penting dalam menunjukkan betapa pentingnya koin untuk budaya, tidak hanya dunia Arab tetapi dunia pada umumnya.”
Pembicara lain, Dr. Ahmed Desouky, seorang profesor di departemen arkeologi Islam Universitas Kairo, berbicara tentang Arabisasi dinar Bizantium.
Dia berkata: “Tahap transisi ke uang Islam Arab murni adalah peristiwa besar yang menempatkan negara Islam pada tingkat yang sama dengan kekuatan dunia pada waktu itu, khususnya negara Bizantium.”
Bertepatan dengan Hari Museum Internasional pada 18 Mei, acara yangNKomisi Museum Saudi gelar, bertujuan untuk melestarikan, mendefinisikan, dan mempromosikan warisan budaya Kerajaan dengan menyoroti pentingnya sejarah koin Islam.
