Menjelang hari qurban, ada beberapa tuntunan yang patut diamalkan oleh setiap Muslim. Tidak hanya menyembelih hewan, ibadah qurban juga menyimpan makna ketundukan dan pengorbanan. Syariat Islam memberikan adab khusus bagi mereka yang berniat berqurban, sebagai bentuk pengagungan terhadap ibadah ini.
Salah satu sunnah yang utama adalah tidak memotong rambut dan kuku sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah hingga hewan qurbannya disembelih. Ini berdasarkan hadis sahih dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah: “Jika telah masuk sepuluh hari pertama Dzulhijjah, dan seseorang ingin berqurban, maka janganlah ia menyentuh rambut dan kulitnya sedikit pun.”
(HR. Muslim)
Larangan ini bukan tanpa hikmah. Para ulama menjelaskan bahwa hal ini menyerupai kondisi ihram jamaah haji, sebagai bentuk kesucian dan kesungguhan dalam beribadah. Namun jika seseorang melanggar karena lupa atau tidak tahu, qurbannya tetap sah.
Selain itu, 10 hari pertama Dzulhijjah adalah waktu yang sangat utama. Maka disunnahkan untuk memperbanyak amal saleh seperti puasa, dzikir, dan doa. Khususnya puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah bagi yang tidak berhaji.
Allah SWT berfirman: “Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan.”
(QS. Al-Hajj: 28)
Ibnu Abbas menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Maka perbanyaklah takbir, tahmid, dan tahlil pada hari-hari ini.
Sunnah lainnya adalah memilih hewan qurban yang terbaik, yaitu sehat, gemuk, dan tidak cacat. Rasulullah SAW sendiri berqurban dengan dua kambing bertanduk dan gemuk.
“Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling baik dan paling sempurna.”
(HR. Al-Baihaqi)
Jangan lupa untuk meluruskan niat sejak awal bulan. Qurban adalah ibadah, bukan sekadar tradisi. Niatkan hanya karena Allah sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-An’am: 162.
Jika memungkinkan, sangat dianjurkan untuk menyembelih sendiri hewan qurban, atau minimal menyaksikan prosesnya sambil menyebut nama Allah. Ini adalah sunah Nabi yang sarat makna spiritual.
Dengan mengamalkan adab-adab ini, ibadah qurban menjadi lebih bermakna dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, bukan hanya secara lahiriah tetapi juga batiniah.