Samarinda – Dalam upaya memperkuat transformasi digital hingga ke tingkat pedesaan, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo Staper) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi dan Kesadaran Keamanan Informasi bagi aparatur desa.
Acara ini berlangsung di Aston Hotel Convention Center, Samarinda, pada Kamis (5/12/2024), dengan dihadiri 35 peserta dari 18 kecamatan di Kutim.
Memperkuat Infrastruktur Digital Desa
Bimtek yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari ini menjadi langkah strategis dalam memperluas program digitalisasi desa.
Kepala Bidang Statistik Diskominfo Staper, Diar Fauzi Wiranata, mengungkapkan bahwa sejak 2023, pihaknya telah membangun infrastruktur digital berupa website untuk 170 desa di lima kecamatan, termasuk Sangatta Utara dan Selatan.
“Ke depan, kami berkomitmen memperluas program ini ke seluruh desa dan kelurahan di Kutai Timur. Tidak hanya menciptakan sistem, tetapi juga membekali aparatur dengan kemampuan teknis untuk mengelola website desa dan menghadapi ancaman siber,” kata Diar.
Program ini bertujuan agar desa mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik sekaligus memperkenalkan potensi lokal melalui platform digital.
Seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi, tantangan keamanan informasi menjadi perhatian utama dalam Bimtek ini.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Poniso Suryo Renggono, menekankan pentingnya penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sebagai dasar efisiensi, efektivitas, dan keamanan pemerintahan.
“Setiap data yang dikelola desa harus dilindungi. Dengan pemahaman keamanan informasi yang memadai, aparatur desa dapat mencegah penyalahgunaan data sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat,” jelas Poniso, merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang SPBE.
Tidak hanya memberikan materi teori, Bimtek ini juga menghadirkan pelatihan praktis tentang cara mengelola website desa serta teknik menangkal serangan siber.
Dengan pembicara seperti Ketua Tiga Pilar, Isma Karya Dwi Prabowo, dan pakar keamanan informasi Denny Willyanto, peserta mendapatkan panduan langkah demi langkah untuk mengamankan data desa di era digital.
“Melalui Bimtek ini, kami ingin memastikan aparatur desa tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga memahami urgensi keamanan data sebagai bagian dari transformasi digital,” ujar Diar.
Peserta Bimtek mengaku antusias mengikuti setiap sesi. Mereka berharap pelatihan semacam ini terus digelar untuk mendukung implementasi digitalisasi desa. Salah seorang peserta dari Kecamatan Rantau Pulung menyampaikan,
“Pelatihan ini sangat relevan. Kami jadi lebih paham cara melindungi data desa sekaligus memaksimalkan potensi digital untuk promosi desa.”
Dengan inisiatif ini, Diskominfo Kutim tidak hanya mendorong digitalisasi, tetapi juga memastikan keamanan informasi menjadi prioritas di semua lini pemerintahan.
Bimtek ini diharapkan menjadi langkah awal yang kokoh dalam membangun pemerintahan digital yang transparan, efisien, dan aman hingga ke tingkat desa.
Melalui pelatihan ini, Kutai Timur mempertegas komitmennya untuk mentransformasi desa menjadi garda terdepan dalam adopsi teknologi.
Dengan penguatan kapasitas aparatur dan pengelolaan data yang aman, visi untuk menjadikan Kutai Timur sebagai daerah berbasis teknologi informasi semakin dekat dengan kenyataan.

