Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Tutup Usia di Tangerang

Roy Suryo dan Rismon Sianipar Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi

MKD Hukum Sahroni, Nafa, dan Eko Patrio, Dua Lolos

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Sabtu, 8 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Ketika ruang digital menulis ulang peta ekonomi, para pekerja muda menemukan emas di balik layar edit video.
Lisda LisdiawatiLisda Lisdiawati5 November 2025 Ekonomi
Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala
Sejumlah Pencari Kerja (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Jakarta – Dunia kerja kembali bergolak. Di tengah stagnasi lapangan kerja formal, muncul profesi baru yang sedang viral di kalangan generasi muda: Clipper. Mereka adalah para penyunting video pendek yang mampu mengubah cuplikan podcast menjadi konten viral di platform seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Instagram Reels. Fenomena ini mencuat setelah beberapa warganet membagikan kisah clipper berpenghasilan hingga Rp50 juta per bulan hanya bermodal laptop dan keterampilan mengedit dari kamar tidur.

Profesi ini menjadi sorotan setelah video dari akun Labs KLV di media sosial menampilkan perdebatan hangat antara pekerja profesional dan lulusan SMA yang sukses di dunia digital. “Apakah nilai ijazah formal masih relevan ketika keterampilan digital baru bisa menghasilkan uang fantastis?” demikian kutipan yang memicu diskusi sengit di kolom komentar.

Seorang clipper bertugas memotong dan menyunting video berdurasi panjang, seperti siaran langsung atau podcast, menjadi potongan pendek yang menarik dan mudah viral. Potongan tersebut kemudian disebarluaskan ke berbagai platform sosial media untuk mendongkrak popularitas kreator asli maupun merek yang bekerja sama.

Salah satu platform yang memfasilitasi profesi ini adalah Wefluence, yang sebelumnya dikenal sebagai penghubung antara brand dan kreator konten. Kini, platform tersebut memperluas layanan untuk mengelola jaringan clipper profesional. Sistem pembayaran mereka pun fleksibel, biasanya menggunakan skema “pay-per-1.000-views” atau bayar per seribu tayangan, bukan gaji tetap bulanan.

“Pekerjaan ini membuka peluang bagi siapa pun yang kreatif dan mau belajar, tanpa perlu gelar tinggi,” ujar Dimas Prakoso, salah satu clipper berusia 21 tahun yang sudah dua tahun bekerja secara lepas. Ia mengaku bisa memperoleh pendapatan antara Rp20 juta hingga Rp60 juta per bulan, tergantung jumlah video dan performa tayangan.

Namun, fenomena ini juga memicu kontroversi. Sebagian kalangan akademisi menilai tren tersebut sebagai gejala disrupsi ekonomi digital yang mengguncang tatanan kerja konvensional. “Kita menyaksikan pergeseran nilai: keterampilan praktis lebih dihargai daripada ijazah formal. Ini sekaligus peluang, tapi juga ancaman bagi struktur ekonomi lama,” kata Dr. Fajar Nugraha, ekonom dari Universitas Indonesia.

Para pengamat menyebut gejala ini sebagai bentuk “ekonomi perhatian” sebuah sistem di mana perhatian publik menjadi sumber nilai ekonomi baru. Di sisi lain, sebagian pihak skeptis menganggapnya sebagai anomali yang sulit diandalkan dalam jangka panjang, mengingat ketidakstabilan algoritma dan tren media sosial yang cepat berubah.

Meski menimbulkan pro dan kontra, fenomena clipper menunjukkan bahwa era digital benar-benar telah mendemokratisasi peluang ekonomi. Dunia kerja kini tak lagi ditentukan oleh gelar, melainkan oleh kreativitas, adaptasi, dan kecepatan mengikuti perubahan zaman.

Clipper Dunia Digital Ekonomi digital Pekerjaan Kreatif
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleKemenhaj Umumkan Penyakit Tak Lolos Syarat Haji 2026
Next Article MKD Hukum Sahroni, Nafa, dan Eko Patrio, Dua Lolos

Informasi lainnya

Gelombang PHK Global 2025: Amazon hingga Nestlé Pangkas Ribuan Pekerja

31 Oktober 2025

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

15 Oktober 2025

Pangkas TKD Rp227 T, Menkeu Minta Pemda Berbenah

3 Oktober 2025

BP-Vivo Batalkan Pembelian BBM Pertamina

3 Oktober 2025

IHSG dan Rupiah Terus Melemah Usai Sri Mulyani Lengser

9 September 2025

Sri Mulyani Diganti, IHSG Terkoreksi 1,28 Persen ke 7.766

8 September 2025
Paling Sering Dibaca

UMP 2025: Melampaui Angka, Memahami Kebutuhan

Editorial Udex Mundzir

Kehadiran Prabowo di Kongres Projo, Akan Menegaskan Dirinya “Termul”

Editorial Udex Mundzir

Lansia dan Buta Boleh Tidak Melaksanakan Sholat Jumat?

Islami Ericka

Menjaga Amanah

Islami Syamril Al-Bugisyi

Keunikan Budaya dan Kemajuan Teknologi, Inilah Keistimewaan Jepang

Travel Alfi Salamah
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejaksaan, Bukan OTT

Wisuda XVI Politeknik Triguna Tasikmalaya Kukuhkan 87 Lulusan, 3 Cumlaude

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.