Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Menebus Dosa Ghibah Menurut Islam

Lidah yang tak terjaga bisa menjadi beban di akhirat, tetapi rahmat Allah selalu terbuka bagi yang ingin bertaubat.
ErickaEricka16 Maret 2025 Islami
Cara menebus dosa ghibah
Ilustrasi berdo'a (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Ghibah atau menggunjing merupakan dosa lisan yang sering dianggap remeh, padahal dampaknya sangat besar. Dalam Islam, ghibah didefinisikan sebagai menyebut keburukan seseorang yang jika ia mendengarnya, akan merasa tersinggung, meskipun apa yang dikatakan itu benar. Rasulullah ﷺ bersabda:

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

“Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.” (HR. Muslim)

Banyak orang terjatuh dalam dosa ghibah tanpa menyadarinya. Lalu, bagaimana cara menebus dosa tersebut? Imam Hakim menyampaikan bahwa salah satu caranya adalah dengan memohonkan ampun bagi orang yang telah digunjing.

Cara Menebus Dosa Ghibah

Jika ghibah tidak sampai kepada orang yang digunjing, cukup dengan memohonkan ampun untuknya. Tidak perlu mendatanginya untuk meminta maaf, karena justru bisa menimbulkan masalah baru.Sebagian ulama menganjurkan membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

“Ya Allah, ampunilah kami dan dia.”

Jika ghibah sudah sampai kepada orang yang digunjing, maka wajib meminta maaf kepadanya. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ

“Siapa yang pernah berbuat zalim kepada saudaranya, baik dalam hal kehormatan maupun lainnya, maka hendaknya ia meminta maaf sebelum datangnya hari (kiamat) yang tidak ada dinar dan dirham.” (HR. Al-Bukhari)

Namun, jika tidak memungkinkan untuk meminta maaf secara langsung—misalnya karena orang yang digunjing telah meninggal dunia atau sulit ditemukan—cukup dengan memohonkan ampunan untuknya serta mendoakan kebaikan baginya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

الدُّعَاءُ لِلْمُسْلِمِ أَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابٌ

“Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang tidak diketahui olehnya adalah doa yang mustajab.” (HR. Muslim)

Jika orang yang digunjing sudah wafat, tidak wajib meminta maaf kepada ahli warisnya. Sebagai ganti, dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan melakukan amal kebaikan atas namanya.

Salah satu bentuk penebusan yang disarankan ulama adalah bersedekah atas nama orang tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah

ﷺ:الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ

“Sedekah itu menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi)

Menghindari Ghibah Sebelum Menyesal

Menjaga lisan lebih mudah daripada harus menanggung konsekuensi ghibah di dunia maupun akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌۭ رَّحِيمٌ

“Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Ghibah tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga menjadi dosa yang sulit ditebus. Oleh karena itu, lebih baik menjaga lisan dan memperbanyak dzikir, agar hati dan perkataan tetap bersih dari hal-hal yang dapat menyakiti orang lain.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Dosa Ghibah Islam dan Akhlak Menebus Dosa Muhasabah Taubat Nasuha
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleBupati Kukar Resmikan PLTS Komunal di Desa Tani Baru
Next Article Data Rekam Medis Kini Terintegrasi di Aplikasi Satu Sehat

Informasi lainnya

Risiko Seks di Luar Nikah bagi Pria Muslim

28 Agustus 2025

6 Karakter Muslimah High Value Masa Kini

7 Agustus 2025

Empat Kunci Hidup Tenang dalam Islam

7 Agustus 2025

Diam dalam Islam, Keutamaan yang Sering Terlupakan

6 Agustus 2025

Hati-Hati dengan Doa Keburukan

31 Mei 2025

Imam Lupa Baca Al-Fatihah, Apakah Sholatnya Sah?

30 Mei 2025
Paling Sering Dibaca

Celah Curang Layanan Rumah Sakit

Editorial Udex Mundzir

Kehadiran Prabowo di Kongres Projo, Akan Menegaskan Dirinya “Termul”

Editorial Udex Mundzir

Antara Harapan dan Kekecewaan

Editorial Udex Mundzir

Tri Mumpuni, Penyulut Cahaya dari Desa Terpencil

Biografi Alfi Salamah

Kemenangan 30 Muslim melawan Ribuan Kafir Quraisy

Islami Alfi Salamah
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.