Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan menyampaikan, selama ini negara mayoritas penduduknya no muslim memasok kebutuhan konsumsi jamaah haji dan umroh di Arab Saudi. Negara pemasok tersebut, di antaranya dari China, Vietnam, dan Thailand.
Perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi jauh lebih sedikit daripada perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA). Tetapi jumlah jamaah haji dan umroh Indonesia ke Saudi paling banyak.
“Nilai perdagangan kita dengan Saudi itu tidak sebesar kita berdagang dengan UEA. Walau pun, secara penduduk UEA itu sangat sedikit ketimbang Saudi. Tetapi jamaah kita, jamaah haji dan umroh pasti mengeluarkan biaya yang besar untuk setiap tujuan melakukan ibadah haji di Saudi,” ujarnya.
Dalam konteks demikian, Kasan menuturkan, Indonesia melalui Kementerian Perdagangan ingin meningkatkan hubungan bilateral dengan Saudi.
“Dan kalau bisa, konsumsi bagi jamaah haji dan umroh itu harusnya berasal dari Indonesia,” ujarnya.
Tentu selama ibadah haji dan umroh, jamaah perlu makan dan minum. “Makanan dan minumannya itu kita targetkan supaya bisa mayoritas dipenuhi oleh para eksportir dari Indonesia. Karena jamaah haji mayoritas dari Indonesia, pasti yang makan orang Indonesia. Jamaah umroh apalagi,” ujarnya.
Indonesia mempunyai hubungan bilateral dengan UEA. Mengingat Saudi merupakan anggota Gulf Cooperation Council (GCC) atau Dewan Kerja Sama untuk negara Arab di Kawasan Teluk. Maka dari itu, ini menjadi pintu untuk pembebasan tarif bea masuk beberapa produk pangan.