Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Menembus Gelap

Perjalanan yang Melelahkan dan Mengesankan di Kalimantan Timur: Kisah Perjalanan Menuju Samarinda
Udex MundzirUdex Mundzir4 Oktober 2024 Travel
Diklat Podcast di PPU
Reunian bersama Nur Wahidah dan Razan
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Sore, kami bersiap untuk kembali ke Samarinda. Setelah menyelesaikan beberapa urusan penting di Penajam Paser Utara (PPU). Saya, Izzy, Adi, Sukri, dan Lilis —tim yang telah berkelana bersama seharian —mulai perjalanan menuju penyeberangan Penajam dengan mobil Brio kuning yang setia menemani. Tiket kapal feri yang kami beli seharga Rp 332 ribu menjadi tanda bahwa perjalanan kami akan berlanjut, membawa kami dari Penajam menuju Balikpapan.

Antrean kendaraan di pelabuhan lumayan panjang. Di depan kami hanya ada satu mobil, tapi di belakang, antrean sudah mulai mengular. Namun, semua terasa biasa saja; perjalanan ini sudah kami rencanakan dan persiapkan, dan suasana sore yang teduh memberi kami ketenangan.

Sekitar pukul 17.40, kami akhirnya masuk ke dalam kapal feri. Mobil parkir di dek, dan kami sejenak diam, menikmati waktu tenang sambil menunggu feri lepas dari dermaga.

Persahabatan yang Terjalin di Tengah Tugas

Selama kunjungan ke Penajam, kami menemui dua klien yang luar biasa. DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan Bapenda (Badan Pendapatan Daerah).

Kedua lembaga ini bukan sekadar klien, tetapi juga mitra dalam perjalanan belajar dan pengembangan bersama. Kunjungan ke DPMPTSP mengingatkan saya pada diklat podcast yang kami selenggarakan di Samarinda pada November 2023 lalu.

Begitu banyak momen hangat yang terjalin selama diklat itu, terutama dengan orang-orang seperti Razan, Nur Wahidah, dan Rahma, yang menyambut kami dengan keramahan yang luar biasa.

“Saya senang sekali bisa bertemu kalian lagi. Rasanya seperti reuni kecil,” kata Razan sambil tersenyum, mengingat momen-momen kami bersama di diklat tahun lalu.

Madu asli dari Paser yang mereka suguhkan menambah kesan mendalam dari kunjungan ini. Manis dan segarnya rasa madu itu mengiringi percakapan kami, seolah menjadi simbol persahabatan yang kian menguat.

Bapenda, klien kedua kami, juga memberikan kesan yang tak kalah mendalam. Diklat podcast yang baru kami selenggarakan pada 17-21 September 2024 berlangsung sukses berkat kerjasama yang luar biasa.

Saya ingat bagaimana antusiasme peserta membuat suasana belajar begitu hidup. Mereka tak hanya ingin mempelajari teknik podcast, tetapi juga melihat bagaimana teknologi ini bisa memperkuat komunikasi dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan daerah.

Pelayaran yang Sarat Makna

Sore itu, feri mulai berlayar, meninggalkan Penajam di belakang. Di dek, saya duduk menikmati pemandangan perairan yang tenang, sementara kapal tongkang yang membawa batu bara tampak mengapung di kejauhan, ditemani oleh pancaran api dari cerobong pengolahan limbah yang masih membekas di benak saya. Pemandangan ini mengingatkan saya betapa kayanya tanah Kalimantan dengan sumber daya alamnya.

“Indonesia memang kaya,” pikir saya sambil memandangi arus muara sungai yang mengalir lembut namun penuh kekuatan. Kekayaan ini tidak hanya terlihat dari alamnya, tetapi juga dari keragaman budaya dan manusia yang ada di sekitarnya. Di sebelah saya, terdengar tiga orang berbicara dalam bahasa Cina.

Mereka, dengan roman muka khas Tiongkok, tampak seperti para pekerja yang tinggal di sekitar pelabuhan. Kalimantan Timur memang telah menjadi magnet bagi banyak tenaga kerja asing, terutama dalam sektor industri ekstraktif.

Setelah sekitar satu jam pelayaran, feri akhirnya tiba di Balikpapan. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 ketika kami turun dari kapal dan mulai melanjutkan perjalanan darat menuju Samarinda.

Sebelum benar-benar melanjutkan perjalanan panjang, kami berhenti sejenak untuk salat dan makan di sebuah warung soto Lamongan. Saya memilih ikan nila goreng yang sederhana tapi memuaskan, memberikan tenaga baru untuk menghadapi perjalanan panjang yang masih menunggu.

Menyusuri Jalan Tol di Tengah Kegelapan

Perjalanan malam dari Balikpapan ke Samarinda melintasi Tol Balikpapan-Samarinda adalah pengalaman tersendiri. Lilis, yang menggantikan Sukri sebagai pengemudi, membawa kami melaju dengan kecepatan konstan di jalan yang sunyi dan gelap.

Musik pop instrumental yang diputar di radio mobil menjadi teman setia, memberi nuansa tenang meski jalanan yang kami lalui bergelombang dan sesekali memberikan kejutan berupa sambungan jalan yang tidak rata.

“Saya sudah hafal jalan ini,” kata Lilis sambil tersenyum, ketika saya bertanya bagaimana ia bisa melaju dengan kecepatan 100 km/jam di jalan yang gelap tanpa kesulitan. Sukri, yang duduk di sebelah Lilis, sibuk membuat konten untuk TikTok, menyorot Lilis yang tengah menyetir sebagai bagian dari dokumentasi perjalanan kami. Namun, koneksi internet yang lambat di daerah itu membuat unggahannya sedikit tersendat.

Di tengah perjalanan, kami melewati rest area KM 37 tanpa berhenti. Lilis tetap fokus dan tidak banyak berbicara, menjaga konsentrasi penuh pada kemudi, meskipun jalanan semakin gelap dan jarang ada lampu jalan. Di KM 58, sebuah guncangan keras akibat jalan yang tidak rata membuat semua penumpang terkejut, kecuali Adi yang tidur dengan pulas di bangku belakang.

Sekitar pukul 21.40, kami akhirnya keluar dari tol di KM 88, tepat setelah keluar Gerbang Tol Palaran. Izzy turun di sekitar Palaran, meninggalkan kami bertiga untuk melanjutkan perjalanan menuju S-Coffee, markas kami di Samarinda. Meski malam sudah larut, perjalanan ini terasa istimewa. Tidak hanya karena pemandangan alam dan manusia yang beraneka ragam, tetapi juga karena persahabatan dan kerja sama yang telah kami bangun di sepanjang perjalanan.

Refleksi di Akhir Perjalanan

Kembali ke Samarinda, saya merenungkan perjalanan kami yang panjang dan penuh makna ini. Kalimantan Timur bukan hanya tentang kekayaan alam, tetapi juga tentang keragaman budaya, dinamika sosial, dan semangat kolaborasi yang saya saksikan dari berbagai pihak. DPMPTSP dan Bapenda adalah contoh bagaimana instansi pemerintah berusaha untuk terus belajar dan berkembang, membuka diri terhadap inovasi seperti podcast untuk memperkuat komunikasi mereka.

Perjalanan ini juga menjadi pengingat bahwa di balik setiap perjalanan fisik, ada perjalanan emosional dan intelektual yang berlangsung di dalam diri kita. Setiap tempat yang kami singgahi, setiap percakapan yang kami lakukan, dan setiap orang yang kami temui, semua meninggalkan jejak yang membentuk pemahaman kami tentang dunia ini.

Dan di tengah perjalanan malam yang sunyi, saya menyadari satu hal: meski jalanan tampak gelap dan bergelombang, kita selalu bisa menemukan arah selama kita tetap fokus pada tujuan kita. Seperti Lilis yang mengemudi dengan tenang di jalanan gelap, begitu pula kita dalam menjalani hidup, kadang harus melaju tanpa terlalu banyak bicara, tetapi tetap waspada terhadap setiap tantangan yang muncul di depan.

Bapenda PPU Diklat Podcast DPMPTSP Samarinda - Penajam Paser Utara
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticlePesantren Al-Kautsar 561: Tempat Lahirnya Generasi Berprestasi
Next Article Vitamin Syukur

Informasi lainnya

Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Menyimpan Pesona Budaya dan Alam

15 September 2025

Curug Pelangi, Panorama Air dan Cahaya

3 September 2025

Keindahan Ranu Kumbolo, Surga Tersembunyi di Punggung Semeru

3 September 2025

Eksotisme Gunung Papandayan, Surga Alam di Garut

5 Agustus 2025

Menaklukkan Gunung Cikuray, Atap Tertinggi di Garut

5 Agustus 2025

Pulau Sumba, Surga Eksotis Baru

18 Juli 2025
Paling Sering Dibaca

Sekolah Jam 6, Jam Malam Jam 9

Editorial Udex Mundzir

Harapan Terwujud: Jamaah Haji Tambahan Menyentuh Tanah Suci

Islami Alfi Salamah

Menakar Usia Ideal Penggunaan HP bagi Anak

Editorial Udex Mundzir

Bahlil Membuat Gaduh, Lalu Berlagak Penyelamat

Editorial Udex Mundzir

Jokowi Ingin Pegang Partai Anak?

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.