Takbir yang menggema menjelang Idul Adha bukan sekadar tradisi, melainkan syiar keagamaan yang sangat dianjurkan. Umat Islam di seluruh dunia menyambut hari besar ini dengan takbir, tahlil, dan tahmid, memuliakan nama Allah SWT. Namun, tak sedikit yang masih bertanya-tanya: kapan waktu dimulainya takbiran Idul Adha yang sesuai dengan syariat?
Fenomena ini berakar dari pemahaman yang beragam di tengah masyarakat. Berdasarkan penjelasan para ulama dan rujukan dari Al-Qur’an serta hadis, takbiran Idul Adha sebenarnya dimulai sejak Subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan berakhir setelah salat Asar hari Tasyrik terakhir (13 Dzulhijjah). Inilah yang menjadi kesepakatan mayoritas ulama dari berbagai madzhab.
Ayat yang menjadi dasar adalah firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 203: “Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari-hari yang telah ditentukan.”
Menurut tafsir Ibnu Katsir, hari-hari tersebut adalah 11, 12, dan 13 Dzulhijjah atau yang dikenal sebagai hari Tasyrik.
Hal senada juga tertuang dalam QS. Al-Hajj: 28: “Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…”
Ibnu Abbas menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “hari-hari yang diketahui” meliputi hari Arafah dan Idul Adha.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hiasilah hari-hari raya kalian dengan takbir.”
(HR. Ath-Thabarani)
Madzhab Syafi’i dan Hambali menyatakan bahwa takbir dimulai dari Subuh 9 Dzulhijjah hingga Asar 13 Dzulhijjah, dilakukan setelah salat fardhu (takbir muqayyad). Sementara itu, Madzhab Maliki memulai takbir dari malam Idul Adha dan lebih menekankan takbir mutlak (bebas waktu dan tempat).
Imam Syafi’i berkata dalam Al-Umm: “Takbir setelah salat dimulai dari salat Subuh pada hari Arafah sampai salat Asar pada akhir hari Tasyrik.”
Praktik ini juga dilakukan oleh para sahabat seperti Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Mas’ud. Mereka mengumandangkan takbir sejak fajar 9 Dzulhijjah hingga Asar 13 Dzulhijjah, sebagaimana diriwayatkan dalam Musannaf Ibnu Abi Syaibah.
Takbir terbagi dua:
Takbir Mutlak, bebas dilantunkan kapan saja dan di mana saja sejak malam Idul Adha atau hari Arafah.
Takbir Muqayyad, dibaca setelah salat fardhu, dari Subuh 9 Dzulhijjah sampai Asar 13 Dzulhijjah.
Dengan memahami waktu takbiran secara tepat, umat Islam dapat lebih maksimal dalam menjalankan sunnah ini. Takbir bukan hanya lantunan lisan, tapi juga bentuk pengagungan hati kepada Allah.