Aurat adalah salah satu konsep penting dalam Islam yang berkaitan dengan kesucian, kehormatan, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Menutup aurat merupakan salah satu cara untuk menjaga kehormatan diri dan mematuhi perintah Allah.
Aurat dalam Syariat Islam
Secara bahasa, aurat berasal dari kata “awira” yang berarti sesuatu yang memalukan atau sesuatu yang harus tertutupi. Dalam istilah syar’i, aurat merujuk pada bagian-bagian tubuh yang wajib tertutupi dan tidak boleh terlihat oleh orang lain yang bukan mahram (orang yang haram dinikahi) atau bukan suami/istri.
Aurat Bagi Laki-laki
Menurut syariat Islam, aurat laki-laki adalah bagian tubuh yang terletak antara pusar dan lutut. Batasan ini berlaku dalam situasi umum seperti ketika berada di depan umum atau ketika beribadah.
Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang ada di antara pusar dan lutut adalah aurat.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Meskipun demikian, dalam beberapa situasi seperti shalat, laki-laki dianjurkan untuk menutup bagian tubuh yang lebih luas, seperti dari bahu hingga lutut.
Aurat Bagi Perempuan
Aurat bagi perempuan lebih luas cakupannya dari pada dengan laki-laki dan terbedakan berdasarkan situasi dan siapa yang melihatnya:
1. Di Hadapan Mahram
Aurat perempuan di hadapan mahram adalah bagian tubuh selain dari pusar hingga lutut, meskipun ada perbedaan pendapat tentang batasannya.
Dalam konteks rumah tangga, aurat minimal yang harus tertutup di hadapan mahram adalah dari bahu hingga lutut.
2. Di Hadapan Non-Mahram
Aurat perempuan di hadapan non-mahram adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Sebagian ulama juga memperbolehkan telapak kaki untuk terbuka.
Batasan ini bermaksud untuk menjaga kehormatan dan menghindari fitnah.
Allah berfirman: “Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.” (QS. An-Nur: 31)
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…” (QS. Al-Ahzab: 59)
Hikmah di Balik Penutupan Aurat
Ada banyak hikmah dalam syariat aurat bagi mereka yang menaatinya
1. Ketaatan kepada Allah
Menutup aurat adalah bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT. Ini merupakan salah satu cara untuk menunjukkan kepatuhan dan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.
2. Menjaga Kesucian dan Kehormatan
Menutup aurat membantu menjaga kesucian dan kehormatan individu. Dengan menutupi bagian tubuh yang dianggap aurat, seseorang menunjukkan penghargaan terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
3. Menghindari Fitnah
Menutup aurat dapat mengurangi godaan dan fitnah di antara laki-laki dan perempuan. Hal ini membantu menjaga suasana yang lebih bersih dan jauh dari pikiran-pikiran negatif.
4. Menjaga Rasa Malu
Rasa malu adalah bagian dari iman. Dengan menutup aurat, seseorang menjaga rasa malu yang merupakan salah satu tanda keimanan.
Sikap Terhadap Orang yang Tidak Menutup Aurat
Menanggapi orang yang tidak menutup aurat harus dilakukan dengan bijaksana, penuh kasih sayang, dan sikap yang baik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil.
1. Menjaga Pandangan
Salah satu perintah dalam Islam adalah menjaga pandangan dari hal-hal yang haram. Ketika melihat seseorang yang tidak menutup aurat, baik laki-laki maupun perempuan harus mengalihkan pandangan mereka sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan untuk menjaga kesucian hati.
Allah berfirman: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30)
“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya…” (QS. An-Nur: 31)
2. Menasehati dengan Bijaksana
Jika memiliki hubungan yang cukup dekat dengan orang yang tidak menutup aurat, memberikan nasehat secara bijaksana dan penuh kasih sayang adalah langkah yang dianjurkan. Nasehat harus diberikan dengan cara yang tidak menyakiti perasaan, tidak menghakimi, dan dengan niat yang tulus untuk membantu.
Allah berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
3. Menjadi Teladan yang Baik
Sikap dan perilaku yang baik seringkali lebih efektif daripada kata-kata. Menjadi teladan yang baik dalam berpakaian dan berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dapat memberikan contoh positif bagi orang lain.
4. Menghindari Sikap Menghakimi atau Menghina
Menghakimi atau menghina seseorang karena tidak menutup aurat hanya akan menimbulkan permusuhan dan kebencian. Islam mengajarkan untuk selalu bersikap lembut dan penuh kasih sayang dalam menyampaikan kebenaran.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Mendoakan Kebaikan
Mendoakan kebaikan untuk seseorang agar diberikan hidayah dan kekuatan untuk menjalankan perintah Allah adalah sikap yang mulia. Doa dapat menjadi sarana untuk memohon kepada Allah agar orang tersebut mendapatkan petunjuk dan keimanan yang lebih kuat.
6. Memahami Keadaan dan Latar Belakang
Seringkali, seseorang mungkin tidak menutup aurat karena kurangnya pengetahuan, pengaruh lingkungan, atau tekanan sosial. Memahami latar belakang dan keadaan mereka dapat membantu kita untuk bersikap lebih bijaksana dan penuh empati.
Bahaya Membuka Aurat
Membuka aurat dalam konteks Islam memiliki beberapa bahaya yang berkaitan dengan aspek spiritual, sosial, dan psikologis.
1. Bahaya Spiritual
Membuka aurat dianggap sebagai pelanggaran terhadap perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah telah menetapkan batasan aurat untuk menjaga kesucian dan kehormatan. Melanggar aturan ini berarti menentang ketentuan yang telah Allah tetapkan.
Mematuhi perintah Allah untuk menutup aurat adalah bentuk ibadah yang dapat meningkatkan pahala. Sebaliknya, membuka aurat tanpa alasan yang dibenarkan syariat bisa mengurangi kebaikan dan pahala yang diperoleh seseorang.
2. Menimbulkan Fitnah dan Godaan
Membuka aurat dapat menimbulkan fitnah dan godaan bagi orang lain, terutama dalam interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Hal ini dapat memicu perilaku yang tidak diinginkan seperti pandangan yang tidak sopan, pelecehan, dan godaan seksual.
3. Merusak Moral dan Etika Sosial
Membuka aurat dapat berkontribusi pada penurunan moral dan etika dalam masyarakat. Ketika batasan aurat diabaikan, norma-norma kesopanan dan kesucian juga ikut terabaikan, yang dapat menyebabkan perilaku tidak bermoral menjadi lebih umum.
4. Merasa Tidak Aman dan Tidak Nyaman
Perempuan yang membuka aurat mungkin merasa tidak aman atau tidak nyaman, terutama dalam lingkungan yang tidak menghormati privasi dan batasan individu. Hal ini bisa meningkatkan risiko pelecehan dan kekerasan.
5. Kehilangan Harga Diri dan Martabat
Menutup aurat adalah salah satu cara untuk menjaga harga diri dan martabat. Membuka aurat dapat membuat seseorang merasa kurang berharga atau dihargai hanya karena penampilan fisiknya, bukan karena karakter atau kualitas pribadinya.
6. Paparan Lingkungan
Membuka aurat, terutama di lingkungan yang tidak bersih atau penuh polusi, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti paparan sinar matahari berlebihan, debu, dan polutan lainnya yang dapat merusak kulit.
Allah Menjaga Kehormatan kita dengan Aurat
Menutup aurat merupakan salah satu cara untuk menjaga kesucian dan kehormatan diri serta mematuhi perintah Allah. Ketika seseorang tidak menutup auratnya, hal tersebut dapat membawa bahaya dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam menghadapi orang yang tidak menutup aurat, Islam mengajarkan untuk bersikap bijaksana, penuh kasih sayang, dan tidak menghakimi. Selain itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menutup aurat dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang hal tersebut.