Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Childfree dalam Pandangan Islam

Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak
Alfi SalamahAlfi Salamah6 Juni 2024 Islami
Childfree
Childfree dalam Islam (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Childfree menjadi perbincangan hangat setelah seorang influencer secara terbuka menyatakan keputusannya untuk tidak memiliki anak.

Istilah “childfree” merujuk kepada orang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun melalui adopsi. Bagaimana Islam memandang hal ini? Berikut adalah penjelasannya.

Keutamaan Memiliki Anak dalam Islam

1. Punya anak atau tidak bukan merupakan pilihan kita, tetapi pilihan Allah

Hakikatnya ketika kita dikaruniai anak atau tidak itu bukan pilihan kita tetapi menjadi sebuah ketetapan Allah ta’ala. Karena Allah lah yang akan memberi atau tidak memberi. Allah ta’ala berfirman,

“Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.” (QS. As-Syura: 49-50)

2. Memiliki anak adalah salah satu tujuan dalam pernikahaan

Allah menetapkan syariat nikah, bukan sekadar untuk melampiaskan hubungan biologis saja. Namun, melanjutkan keturunan juga merupakan salah satu bagian dari pernikahan.

    Allah Ta’ala berfirman mengenai halalnya hubungan intim di malam hari Ramadhan,

    فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ

    “Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (QS. Al-Baqarah: 187).

    Sebagian sahabat seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Anas menafsirkan bahwa makna, “apa yang telah ditetapkan Allah untukmu” adalah dengan meraih anak (keturunan) sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. (Lihat Tafsir Ibnu Kartsir)

    Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa tujuan dari hubungan intim adalah untuk meraih keturunan.

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

    تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الأُمَمَ

    “Nikahilah wanita yang pengasih dan punya banyak keturunan karena aku sangat berbangga karena sebab kalian dengan banyaknya pengikutku.” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i dengan sanad hasan)

    3. Kehilangan satu kesempatan pahala yang mengalir saat meninggal

    Ketika kematian menimpa dan sudah tidak mungkin bagi kita untuk beramal, tentu kita menginginkan pahala yang terus mengalir menemani kita di alam kubur. Salah satunya adalah melalui doa anak yang shalih.

      Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

      إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

      “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak yang shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

      Mungkin akan ada yang menyanggah, “Kan masih ada sedekah jariyah dan ilmu yang bermanfaat, atau amalan lainnya yang juga mengalir saat kita meninggal?” maka kita jawab, memang betul, tetapi sebagai seorang hamba yang diwajibkan beribadah, dia akan memanfaatkan segala kesempatan.

      Kalau kita balik pertanyaannya, “Yakin sedekah jariyahnya bisa mengalir pahala? Yakin ilmu kita sudah bermanfaat?” Maka kesempatan-kesempatan yang ada kita manfaatkan semuanya. Jika tidak dari sedekah, bisa dari anak shalih atau ilmu yang manfaat.

      4. Kehilangan syafaat dari anak yang meninggal dunia

      Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

        مَا مِنْ النَّاسِ مُسْلِمٌ يَمُوتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ

        “Tidaklah seorang muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam Surga karena keutamaan rahmat-Nya kepada mereka”. (HR. Bukhari, no. 1381)

        5. Kehilangan salah satu cara diangkat kedudukannya di Surga

        Masuk ke dalam Surga merupakan sebuah keinginan yang besar bagi kita. Bahkan sebenarnya ketika kita mendapatkan derajat yang rendah di Surga pun sudah termasuk sebuah kenikmatan. Namun, Rasulullah mengajarkan kepada kita agar mengharapkan tingkatan Surga yang paling tinggi.

          Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

          إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

          “Sesungguhnya di Surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah Surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai Surga.” (HR. al-Bukhari)

          Bisa jadi seseorang berada di derajat yang rendah namun dia diangkat karena sebab anak.

          Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga bersabda,

          إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

          Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “Lantaran istighfar anakmu untukmu. (HR. Ibnu Majah)

          Mendapatkan Derajat yang Tinggi

          Jika melihat dari kacamata agama kita dengan banyak keutamaan memiliki anak, masih kah kita tidak mengharapkan kehadirannya?

          Lebih lanjut, Islam mengajarkan bahwa anak-anak dapat memberikan berbagai manfaat dan keutamaan bagi orang tua mereka, termasuk doa anak yang shalih yang bisa terus mengalirkan pahala, syafaat dari anak yang meninggal sebelum baligh, dan istighfar anak yang dapat mengangkat derajat orang tua di Surga.

          Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya berharap mendapatkan derajat yang tinggi di Surga, yang salah satunya melalui doa dan istighfar anak. Oleh karena itu, memiliki anak dalam Islam sebagai sebuah anugerah yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan, sehingga sangat dianjurkan bagi setiap pasangan untuk mengharapkan dan merencanakan kehadiran anak dalam keluarga mereka.

          Wallahu a’lam.

          Artikel Islami Childfree Muslimah
          Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
          Previous ArticleNafkah dalam Islam: Penjelasan, Pelanggaran, dan Kewajiban terhadap Anak Yatim
          Next Article Rasa Malu Perempuan: Mahkota Kehormatan dan Kemuliaan

          Informasi lainnya

          Risiko Seks di Luar Nikah bagi Pria Muslim

          28 Agustus 2025

          6 Karakter Muslimah High Value Masa Kini

          7 Agustus 2025

          Empat Kunci Hidup Tenang dalam Islam

          7 Agustus 2025

          Diam dalam Islam, Keutamaan yang Sering Terlupakan

          6 Agustus 2025

          Hati-Hati dengan Doa Keburukan

          31 Mei 2025

          Imam Lupa Baca Al-Fatihah, Apakah Sholatnya Sah?

          30 Mei 2025
          Paling Sering Dibaca

          Keindahan Negeri Dua Benua, Inilah 10 Tempat yang Harus Dikujungi di Turki

          Travel Alfi Salamah

          Puasa dan Pemberantasan Korupsi

          Islami Syamril Al-Bugisyi

          Kisah Keluarga Imran, Inilah Perempuan Terpilih dan Mulia yang Harus Diketahui!

          Islami Alfi Salamah

          Koperasi Desa: Membangun atau Menguras?

          Editorial Assyifa

          UMP 2025: Melampaui Angka, Memahami Kebutuhan

          Editorial Udex Mundzir
          Berita Lainnya
          Hukum
          Alwi Ahmad20 September 2023

          Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

          Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

          Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

          Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

          APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

          • Facebook 920K
          • Twitter
          • Instagram
          • YouTube
          “Landing
          © 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
          PT Opsi Nota Ideal
          • Redaksi
          • Pedoman
          • Kode Etik
          • Kontak

          Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.