Perkembangan teknologi adalah nikmat yang harus dimanfaatkan dengan bijak sesuai ajaran Islam. Dalam dunia digital, setiap Muslim memiliki tanggung jawab moral atas apa yang ia tulis, bagikan, dan konsumsi.
Islam memberikan prinsip-prinsip etika yang mengatur interaksi dalam dunia maya agar tetap sesuai dengan nilai-nilai syariat.
Prinsip Amanah dalam Dunia Digital
Setiap Muslim bertanggung jawab atas setiap kata dan tindakan yang ia lakukan di dunia digital, baik dalam bentuk tulisan, komentar, maupun unggahan di media sosial.
Setiap Perkataan Harus Dipertanggungjawabkan
Allah SWT mengingatkan bahwa setiap ucapan akan dicatat dan dipertanggungjawabkan di akhirat:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”(QS. Qaf: 18)
Oleh karena itu, seorang Muslim harus berpikir sebelum berbicara atau menulis di dunia digital agar tidak menyebarkan keburukan atau kebohongan.
Menghindari Ujaran Kebencian dan Fitnah
Islam melarang perkataan buruk dan menyakiti orang lain, baik secara langsung maupun di media sosial.
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
“Allah tidak menyukai perkataan buruk yang diucapkan secara terang-terangan, kecuali oleh orang yang dizalimi. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa: 148)
Komentar kasar, ujaran kebencian, dan hinaan yang sering muncul di dunia digital bertentangan dengan ajaran Islam yang mengutamakan kelembutan dan kesantunan.
Menjaga Akhlak dalam Berkomunikasi
Berkomunikasi dalam dunia digital harus tetap berpegang pada adab Islam, seperti berkata baik, tidak menyebarkan gosip, dan menghormati orang lain.
Berkata Baik atau Diam
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari No. 6018 & Muslim No. 47)
Hadis ini menjadi prinsip utama dalam bermedia sosial. Jika tidak ada hal baik yang bisa disampaikan, lebih baik diam daripada menimbulkan perpecahan.
Tidak Menyebarkan Berita Bohong
Hoaks dan fitnah sering kali tersebar luas di dunia digital tanpa verifikasi yang jelas. Islam sangat menekankan pentingnya memastikan kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Seorang Muslim wajib melakukan tabayyun (verifikasi) sebelum membagikan berita agar tidak menjadi penyebar fitnah.
Menghormati Privasi dan Hak Orang Lain
Menjaga privasi dalam dunia digital sangat penting agar tidak menzalimi atau merugikan orang lain.
Dilarang Mengorek atau Menyebarkan Aib Orang Lain
Allah SWT melarang seseorang untuk mencari-cari kesalahan atau membuka aib orang lain, termasuk dalam bentuk konten digital.
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Menyebarkan foto, video, atau informasi pribadi seseorang tanpa izin merupakan tindakan yang melanggar etika Islam.
Menghormati Hak Cipta dan Konten Orang Lain
Dalam dunia digital, seseorang harus menghormati hak cipta dan tidak mengambil karya orang lain tanpa izin. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِطِيبِ نَفْسٍ مِنْهُ
“Tidak halal harta seorang Muslim kecuali dengan kerelaan dari dirinya.” (HR. Ahmad No. 20172, hasan)
Ini mencakup hak cipta dalam bentuk tulisan, gambar, video, dan karya digital lainnya.
Menggunakan Teknologi untuk Kebaikan
Dunia digital dapat menjadi ladang amal jika digunakan dengan cara yang benar.
Menyebarkan Kebaikan dan Ilmu
Seorang Muslim dianjurkan untuk menggunakan media sosial dan teknologi untuk menyebarkan ilmu dan kebaikan.
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim No. 1893)
Menggunakan platform digital untuk berbagi ilmu, dakwah, dan inspirasi positif dapat menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.
Berinteraksi dengan Bijak di Media Sosial
Dalam menggunakan media sosial, seorang Muslim harus mempertimbangkan manfaat dan mudaratnya. Ada beberapa prinsip yang bisa diterapkan:
- Gunakan media sosial untuk hal positif, seperti menyebarkan dakwah, ilmu, dan motivasi.
- Hindari debat kusir dan permusuhan, terutama dalam perbedaan pendapat.
- Bijak dalam membagikan informasi, pastikan sumbernya kredibel dan bermanfaat.
Teknologi bisa menjadi ladang amal atau justru sumber dosa, tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Islam telah memberikan tuntunan jelas dalam etika digital, mulai dari menjaga amanah dalam berbicara, menghindari hoaks dan fitnah, menjaga privasi, hingga memanfaatkan teknologi untuk kebaikan. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, setiap Muslim dapat menjadi pengguna teknologi yang bertanggung jawab dan tetap dalam koridor syariat Islam.
Mari gunakan dunia digital sebagai sarana untuk kebaikan, menebar manfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah. Wallahu a’lam bisshawab.