Menemukan barang yang tercecer di jalan atau tempat umum bisa terjadi kapan saja. sering menemukan dompet, handphone, kunci, bahkan uang tanpa pemilik yang jelas menghadapi situasi ini, penting untuk tahu bagaimana bersikap dengan benar agar tidak melanggar hak orang lain.
Dalam kehidupan sosial, masyarakat mengenal barang temuan sebagai lost and found items. Banyak negara maju seperti Jepang berhasil mengembalikan lebih dari 80% barang hilang kepada pemiliknya. Ini terjadi berkat sistem yang tertata dan budaya kejujuran yang tinggi.
Di Indonesia, kesadaran ini mulai tumbuh. Tempat umum seperti bandara, stasiun, terminal, hingga pusat perbelanjaan biasanya sudah memiliki pos lost and found. Namun, bagaimana jika seseorang menemukan barang di ruang publik tanpa sistem resmi?
Pertama, jangan langsung menganggap barang tersebut tidak bertuan. Coba cari kemungkinan pemilik di sekitar lokasi dan tanyakan kepada orang terdekat atau petugas keamanan.
Kedua, ketika menemukan barang di area umum seperti taman atau jalan, serahkan kepada pihak yang berwenang. Jika tidak memungkinkan, simpan dengan baik dan umumkan penemuan itu di media sosial atau pengumuman lingkungan.
Ketiga, pastikan tidak memakai barang temuan untuk kepentingan pribadi sebelum memastikan pemiliknya tidak ada. Dalam hukum Islam, seseorang harus mengumumkan barang temuan bernilai selama satu tahun. Jika tidak menemukan pemiliknya, boleh menggunakan barang itu, namun tetap harus mengembalikan saat pemilik datang suatu hari.
Keempat, untuk barang seperti KTP, SIM, atau dokumen penting lainnya, usahakan untuk mengembalikannya ke instansi penerbit atau kantor kelurahan.
Menjadi orang yang jujur dan bertanggung jawab atas temuan orang lain adalah bagian dari akhlak mulia. Masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga hak sesama akan tumbuh menjadi lingkungan yang aman dan saling percaya.
Menemukan barang bukan keberuntungan pribadi, tapi amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya.
