Bandung – Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Bandung (Unisba) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Kegiatan yang berlangsung sejak 30 Juni hingga 12 Juli 2025 ini merupakan bagian dari kurikulum wajib mahasiswa semester 6 berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis kasus lapangan dan pengabdian dosen, dengan puncak acara berupa “Pameran dan Penyuluhan Produk Inovasi Komoditas Pertanian Desa Mekarmanik”.
Desa Mekarmanik memiliki lahan subur dengan ketinggian 600–1.200 mdpl, sehingga menjadi lokasi potensial pengembangan komoditas pertanian. Sekretaris Desa, Ridwan Maulana, menyebut bahwa selain kopi dan cengkeh, desa tersebut memiliki kekhasan berupa bawang merah batu yang tidak ditemui di desa lain.
“Desa kami memiliki komoditas pertanian khas yang paling terkenalnya adalah kopi, kemudian cengkeh, lalu ada pembibitan bawang merah batu,” ujarnya.
Hasil riset lapangan mahasiswa dan dosen menghasilkan dua produk utama, yakni minyak gosok dari bawang merah mentah serta minyak bawang masak sebagai penambah citarasa makanan. Minyak gosok bawang merah diformulasikan untuk bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, berguna mengatasi perut kembung, masuk angin, dan sebagai minyak pijat tradisional. Sementara itu, minyak bawang masak dikembangkan untuk memperkaya rasa masakan dengan memanfaatkan campuran bawang merah, bawang bombay, bawang putih, dan daun bawang.
Menurut Ketua Tim KKN dan PkM, apt. Gita Cahya Eka Darma, S.Farm., M.Si., kandungan senyawa aktif pada bawang merah seperti allicin dan quercetin menjadi dasar ilmiah pembuatan produk tersebut.
“Allicin memiliki sifat antibakteri dan antijamur, sedangkan quercetin bersifat antioksidan yang dapat melindungi sel dari kerusakan,” jelasnya.
Kegiatan penyuluhan yang dihadiri perangkat desa, kelompok tani, kader desa, dan Karang Taruna mendapat apresiasi luas dari warga. Kepala Desa Mekarmanik, Nanang Suryana, menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi Unisba.
“Kami sangat berterima kasih atas edukasi yang telah diberikan. Semoga kegiatan ini dapat terus berkelanjutan,” ungkapnya.
Para peserta, terutama ibu-ibu, menyambut baik program tersebut karena metode pembuatan produk relatif sederhana dengan bahan yang mudah diperoleh. Antusiasme warga juga menunjukkan potensi pengembangan usaha berbasis rumah tangga dari komoditas bawang merah batu yang khas.
Penutupan kegiatan ini menegaskan keberlanjutan kolaborasi antara Unisba dan Desa Mekarmanik. Gita Cahya menambahkan, “Tahun ini adalah tahun kedua kami diterima dengan baik di Desa Mekarmanik. Harapannya tahun depan kami dapat kembali memberikan manfaat yang berdampak positif bagi masyarakat desa dari keilmuan yang kami miliki.”