Sitaro – Aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, menunjukkan peningkatan signifikan. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 35 kali gempa embusan terjadi selama periode 1-7 Desember 2024. Selain itu, terekam pula satu kali gempa guguran, sembilan kali gempa hybrid, empat gempa vulkanik dangkal, enam gempa vulkanik dalam, dua gempa tektonik lokal, dan 46 gempa tektonik jauh.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, menjelaskan bahwa seismisitas gunung ini masih tinggi, terutama pada gempa vulkanik dalam. “Hal ini mengindikasikan adanya akumulasi magma di bagian dalam yang berpotensi bergerak menuju permukaan,” ungkap Wafid pada Selasa (17/12/2024).
Ia juga menambahkan bahwa potensi guguran lava dan awan panas tetap menjadi ancaman yang harus diwaspadai. “Kubah lava lama di puncak masih ada dan sewaktu-waktu dapat roboh bersamaan dengan keluarnya lava,” katanya.
Selama periode pengamatan, visual gunung dengan ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut ini didominasi cuaca cerah hingga hujan. Kadang kala, gunung tertutup kabut. Saat kondisi cerah, teramati asap kawah putih dengan intensitas sedang hingga tebal, mencapai ketinggian maksimum 50 meter di atas puncak.
Menurut Wafid, karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang berasal dari penumpukan material lava yang gugur atau longsor. Selain itu, kejadian lahar dapat terjadi di saat hujan deras mengguyur kawasan puncak.
“Warga diminta tidak melakukan aktivitas di radius yang sudah ditentukan, terutama di sekitar kawah,” tegasnya.
Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang yang meningkat ini diharapkan dapat terus dipantau oleh pihak terkait. Sosialisasi kepada masyarakat sekitar penting untuk memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi erupsi.