Rembang – Warga Desa Gegunung Wetan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, menghidupkan kembali tradisi lama yang sarat makna, Kamis(13/8/2023).
Tradisi sedekah laut, yang sempat terhenti akibat pandemi, kini berlangsung meriah dengan nuansa khas yang menggugah hati.Dalam prosesi yang kental dengan spiritualitas dan kesyukuran, warga melarungkan sesaji di atas miniatur kapal.
Kepala kambing yang menjadi bagian dari sesaji diarak keliling kampung dalam suatu upacara yang membangkitkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Miniatur kapal yang membawa sesaji tersebut kemudian dibawa ke perairan Rembang, di mana nelayan-nelayan berupaya mencari rejeki dari lautan.
Ketua Panitia Sedekah Laut Kartono menjelaskan bahwa tradisi ini bukan hanya sekadar bentuk syukur atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan, tetapi juga merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan leluhur yang memiliki makna mendalam.

“Tradisi larung sesaji ini telah menjadi bagian dari rutinitas para nelayan setiap tahun. Namun, tahun ini memiliki nuansa berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama saat masa pandemi Covid-19. Tahun ini, antusiasme peserta begitu besar, dengan lebih dari 200 perahu nelayan turut serta dalam prosesi,” ujarnya.
Peserta yang berjumlah sekitar 600 orang, serta perahu-perahu dengan berbagai ukuran dari 5 GT hingga 100 GT, menjadi pemandangan menarik dalam prosesi tersebut. Selain kepala kambing, berbagai hasil bumi juga diarak dan diluncurkan ke laut sebagai bagian dari ungkapan rasa syukur. Prosesi larung berlangsung di Pulau Masaran, yang terletak satu mil dari bibir pantai.
“Sedekah Laut ini dimulai tanggal 12 Agustus dengan karnaval budaya, 13 Agustus Larung sesaji, sorenya panjat pinang. 14 Agustus ketoprak Wahyu Manggolo, 16 Agustus Orkes Dangdut Adela dan ditutup 17 Agustus Pengajian Umum,” terang Kartono.
Tampak semua kalangan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, begitu antusias mengikuti dan merasakan keindahan nilai-nilai budaya lokal. Tradisi yang sempat terhenti akibat pandemi ini memang kembali memikat hati masyarakat.
“Lebih meriah dari tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Tahun ini ada orkes dangdutnya,” tandas Kartono.
Ia juga menyebutkan bahwa dukungan dari C’ketz telah menjadi salah satu faktor utama dalam kesuksesan penyelenggaraan tahun ini. Kartono berharap bahwa C’ketz akan terus memberikan solusi bagi para nelayan dalam menjalankan profesi mereka, serta tetap berperan dalam menghidupkan tradisi dan memajukan kehidupan masyarakat setempat.
