Fenomena sosial bernama FOMO atau Fear of Missing Out kini makin sering terdengar di era digital. Banyak orang merasa cemas dan takut tertinggal hanya karena tidak mengikuti aktivitas atau tren tertentu, terutama di media sosial.
Jika tidak diwaspadai, FOMO bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan kehidupan sosial kita.
Beberapa gejala FOMO antara lain sulit melepaskan diri dari gadget, menghabiskan banyak waktu di media sosial, selalu merasa gelisah tanpa akses internet, ingin selalu mengikuti tren terbaru, dan ingin tahu aktivitas orang lain terus-menerus.
Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat berujung pada masalah kesehatan fisik dan mental, produktivitas yang menurun, hubungan sosial yang memburuk, hingga masalah keuangan akibat gaya hidup konsumtif.
Agar terhindar dari jebakan FOMO, ada strategi sederhana yang bisa dilakukan dengan prinsip “KALEM”:
- Kurangi akses ke gadget dan media sosial. Luangkan waktu untuk menikmati dunia nyata tanpa gangguan notifikasi.
- Ayo, berpikir lebih positif. Fokus pada kelebihan dan pencapaian diri sendiri, bukan membandingkan dengan orang lain.
- Lebih bersyukur dan menghargai diri sendiri. Sadari bahwa tidak semua hal harus diikuti atau dimiliki.
- Enyahkan pikiran untuk selalu mengikuti tren. Percayalah bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada validasi orang lain.
- Membangun koneksi nyata dengan orang sekitar. Bertemu teman, keluarga, atau beraktivitas sosial secara langsung jauh lebih bermakna daripada hanya interaksi virtual.
Mengelola rasa takut tertinggal memang butuh kesadaran diri dan latihan mental. Namun dengan pendekatan “KALEM”, kita bisa menjalani hidup lebih tenang, fokus, dan bahagia, tanpa tekanan sosial yang tak perlu.
