Titiek Puspa, sosok ikonik dalam dunia musik Indonesia, lahir dengan nama Sudarwati di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada 1 November 1937.
Namun, karena kondisi kesehatannya yang lemah saat kecil, namanya beberapa kali diubah—dari Kadarwati, lalu Sumarti, hingga akhirnya dikenal luas dengan nama panggung Titiek Puspa.
Nama ini berasal dari panggilan akrabnya “Titiek” dan nama ayahnya, Tugeno Puspowidjojo, yang diambil bagian “Puspa” sebagai bentuk penghormatan.
Keluarganya pindah ke Semarang saat usianya baru tiga bulan. Di kota inilah benih kecintaannya terhadap seni mulai tumbuh. Di tengah kesulitan hidup saat pendudukan Jepang, Titiek kecil menghibur dirinya dengan bernyanyi, memupuk mimpi untuk menjadi penyanyi seperti idolanya, Bing Slamet.
Meski ayahnya sempat menentang niatnya berkarier di dunia seni, dukungan kakaknya menjadi tonggak penting dalam perjalanannya.
Karier Titiek dimulai sejak remaja, saat ia meraih juara kedua Bintang Radio RRI Semarang pada 1954. Kemenangan ini mengantarkannya tampil bersama Orkes Simfoni Jakarta dan menjadi penyanyi tetap.
Tahun 1955, ia mencetak debut rekamannya di Lokananta dan kariernya pun melejit. Lagu-lagunya seperti “Pantang Mundur”, “Gang Kelinci”, dan “Kupu-Kupu Malam” menjadi karya ikonik yang mencerminkan kepekaannya terhadap isu sosial.
Selain di musik, Titiek juga aktif di dunia film dan telah membintangi lebih dari 20 judul layar lebar. Di masa Orde Baru, ia menggubah lagu “Bapak Pembangunan” untuk Soeharto namun tetap menjaga netralitas politiknya. Ia dikenal rendah hati, aktif dalam kegiatan sosial, dan kerap menciptakan lagu himne tanpa meminta imbalan.
Titiek Puspa telah melalui delapan masa pemerintahan presiden Indonesia dan tetap relevan di setiap zaman. Karyanya bahkan mendapat pengakuan internasional, seperti dalam World Song Festival di Tokyo dan Los Angeles.
Penghargaan demi penghargaan diterimanya, termasuk BASF Award untuk pengabdian panjang di musik, serta album tribute dari musisi lintas generasi pada 2004.
Dengan dedikasi yang luar biasa dan semangat yang tak pernah padam, Titiek Puspa bukan hanya legenda, tapi juga simbol ketangguhan dan inspirasi bagi banyak generasi.