Jakarta – Gerhana matahari sebagian akan terjadi pada 29 Maret 2025 dan dapat disaksikan di beberapa bagian dunia, terutama di Amerika Utara, Eropa, dan Afrika Barat Laut. Namun, fenomena langit ini tidak akan terlihat dari Indonesia.
Wilayah yang dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian ini meliputi Kanada bagian timur, Amerika Serikat, serta beberapa negara di Eropa seperti Islandia bagian barat, Kepulauan Inggris, Norwegia Utara, Paris, Berlin, dan Moskow. Di Afrika Barat Laut, fenomena ini dapat disaksikan di Maroko, Sahara Barat, dan Aljazair.
Meskipun gerhana ini tidak terlihat di Indonesia, dampaknya terhadap kondisi laut tetap menjadi perhatian.
Gerhana matahari sebagian ini terjadi dalam periode yang berdekatan dengan gerhana bulan total pada 14 Maret 2025. Kombinasi keduanya dapat meningkatkan risiko pasang maksimum air laut yang berpotensi menyebabkan banjir rob di beberapa wilayah pesisir Indonesia.
Potensi Banjir Rob di Wilayah Pesisir
BMKG telah menganalisis dampak dari gerhana terhadap pasang surut air laut di berbagai daerah. Hasil prediksi menunjukkan bahwa beberapa wilayah pesisir di Indonesia berisiko mengalami banjir rob, terutama di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta beberapa daerah pesisir di Kalimantan dan Maluku.
Dalam hal ini, wilayah pesisir perlu waspada terhadap potensi banjir rob, terutama jika disertai dengan cuaca buruk di sekitar pantai.
Pasang maksimum air laut dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di pelabuhan, permukiman pesisir, tambak garam, serta sektor perikanan darat.
Masyarakat di daerah pesisir diimbau untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca maritim dari BMKG melalui kanal resmi. Selain itu, langkah antisipasi seperti penguatan tanggul dan pengaturan aktivitas pesisir dapat dilakukan guna mengurangi dampak banjir rob.
Fenomena Langka bagi Pengamat Langit
Gerhana matahari sebagian 29 Maret 2025 tetap menjadi peristiwa menarik bagi para astronom dan pengamat langit di berbagai belahan dunia.
Beberapa wilayah yang beruntung dapat menyaksikannya diharapkan dapat mengabadikan fenomena ini melalui observasi dan dokumentasi ilmiah.
Meski Indonesia tidak kebagian momen ini, masyarakat dapat menantikan fenomena astronomi lainnya yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang.
BMKG dan komunitas astronomi di Indonesia juga terus memberikan edukasi mengenai fenomena langit untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap ilmu astronomi.