Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Pupuk Kaltim Menangkan Penghargaan AREA 2023: Inovasi Kitosan Cair Limbah Cangkang Rajungan

Pengembangan inovasi ini dimulai sejak 2018, dengan membentuk Kelompok Cangkang Salona di kawasan pesisir Selambai Kelurahan Loktuan, yang merupakan wilayah terdekat Pupuk Kaltim
Adit MusthofaAdit Musthofa11 Juli 2023 Lingkungan
kelompok cangkang Salona memamerkan hasil olahannya
Kelompok Cangkang Salona memamerkan hasil olahannya. (antara/ho/pkt)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Samarinda – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berhasil meraih penghargaan Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2023 dalam kategori Pemberdayaan Sosial. Penghargaan ini diterima secara virtual dari Phnom Penh, Kamboja. Prestasi ini didapatkan berkat inovasi dalam mengolah limbah cangkang rajungan menjadi pupuk Kitosan cair, dengan fokus pada konsep pemberdayaan yang berkelanjutan.

“Program inovasi kitosan cair berawal dari cukup tingginya produksi limbah hasil laut di kawasan pesisir Kota Bontang. Dimana masyarakat setempat yang berprofesi sebagai nelayan tangkap, hanya menjual hasil pemilahan rajungan dengan sisa cangkang yang terbuang begitu saja,” kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi melalui press release yang diterima Antaranews Kaltim di Samarinda, Selasa (11/7/2023).

Penumpukan limbah mengubah pola pikir

Ia menyampaikan, penumpukan limbah pun didasari pola pikir tradisonal, yang masih beranggapan bahwa membuang limbah cangkang ke laut dapat mengurai bahan tersebut secara alami.

Namun pada kenyataannya, hal itu justru menimbulkan sedimentasi hingga menyebabkan kenaikan volume air dan pendangkalan dasar laut.

Melihat kondisi ini, Pupuk Kaltim mengambil peran merubah pola pikir masyarakat dengan menggencarkan edukasi untuk mendorong kesadaran bersama, agar mengelola limbah dengan lebih bertanggung jawab.

Hal ini juga didasari banyaknya mitra binaan Pupuk Kaltim berkecimpung di bidang kelautan, dan beberapa diantaranya menjual produk olahan kepiting hingga udang yang juga belum tertib dalam mengelola limbah.

“Sesuai dengan komitmen ESG, Pupuk Kaltim pun berupaya merubah pola pikir masyarakat agar lebih bertanggung jawab dalam mengelola limbah, serta tidak membuang sisa hasil tangkapan kembali ke laut,” papar Rahmad Pribadi.

Kitosan cair: inovasi limbah laut, manfaatkan cangkang kepiting.

Salah satu hal yang menjadi tantangan dari kentalnya budaya membuang limbah ke laut, katanya, dikarenakan sulitnya pengelolaan serta tidak adanya potensi pengembangan produk lain dari hasil buangan tersebut.

Hal ini pun akhirnya melahirkan inovasi kitosan cair, yang dikembangkan Pupuk Kaltim melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), dengan memanfaatkan limbah kepiting dan rajungan yang setiap hari bertumpuk untuk dibuang.

“Pengembangan inovasi ini dimulai sejak 2018, dengan membentuk Kelompok Cangkang Salona di kawasan pesisir Selambai Kelurahan Loktuan, yang merupakan wilayah terdekat Pupuk Kaltim,” ujar Rahmad.

Lanjutnya, kelompok tersebut memberdayakan ibu rumah tangga hingga pemuda setempat, untuk melakukan pemilahan cangkang kepiting dan rajungan sebelum diolah menjadi kitosan cair.

Kelompok binaan yang awalnya beranggotakan 10 orang tersebut, setiap harinya mengumpulkan bahan baku dari limbah cangkang rajungan yang tidak terpakai oleh pengepul di sekitar kawasan Selambai.

Secara bertahap Pupuk Kaltim memberikan pendampingan dan pembekalan keterampilan bagi anggota kelompok dalam mengelola limbah kepiting dan rajungan, untuk selanjutnya diolah menjadi produk kitosan. Mulai dari cara memilah limbah, manajemen usaha hingga pelatihan produksi dan pemasaran.

Proses dua tahun, mengurangi limbah laut, pupuk cair efektif.

“Prosesnya berjalan dua tahun lebih, menggandeng berbagai instansi maupun rumah produksi serupa di Indonesia. Langkah ini secara tidak langsung turut meningkatkan komitmen dan kesadaran masyarakat, hingga perlahan berdampak terhadap intensitas pembuangan limbah ke laut yang semakin ditekan,” terang Rahmad.

Guna memaksimalkan program, pihaknya pun menyiapkan infrastruktur pengolah yang mulai berproduksi sejak 2021. Dalam satu bulan, rumah produksi ini mampu mengolah 150 kilogram limbah rajungan dengan hasil rata-rata 60 kilogram berbentuk kitin. Dari total tersebut dihasilkan sekira 40 liter kitosan.

 

“Produk ini juga sudah mendapat paten berupa penambahan asam asetat (CH3COOH) sebagai pelarut kitosan menjadi pupuk cair, serta izin UKL-UPL dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang untuk aktivitas produksi,” sebut Rahmad.

Pupuk Kaltim pun melibatkan berbagai pihak pada proses pengujian efektivitas kitosan, seperti Laboratorium Pengujian Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (LP-PBBI) dan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

Pengujian yang Berkesinambungan

“Selain itu Pupuk Kaltim juga melakukan kesinambungan pengujian, untuk memastikan produk memenuhi standar mutu dan efektivitas dalam merangsang pertumbuhan tanaman,” lanjut Rahmad.

Hingga kini, kelompok Cangkang Salona telah mereduksi limbah cangkang rajungan hingga 920 Kg. Hal ini menjadi salah satu pencapaian besar dalam mengurangi limbah sampah rajungan di perairan Kota Bontang.

Produk pupuk cair dengan merek dagang “Kitosan Salona” tersebut juga telah lulus uji kualitas, serta dinilai efektif mendorong produktivitas pertumbuhan tanaman mulai awal pertumbuhan. Termasuk mampu mengurangi intensitas hama dan penyakit.

“Selain menekan limbah, program ini sekaligus upaya menstimulan masyarakat binaan melalui kegiatan produktif untuk menambah insentif melalui penjualan produk kitosan salona,” tandas Rahmad.

Guna mewujudkan keberhasilan program secara berkelanjutan, pihaknya pun telah menetapkan sejumlah target pengembangan pembinaan. Dimana kelompok Cangkang Salona disiapkan menjadi produsen pupuk kitosan cair skala home industry, sebagai bentuk nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan.


Kelompok ini juga mulai berfokus pada plotting target pasar dan strategi promosi, untuk memperluas pemasaran produk guna menjangkau potensi yang lebih luas. Hal ini juga upaya mendorong terwujudnya 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dan kemandirian masyarakat melalui konsep pembinaan berkelanjutan.

“Mengingat kesejahteraan masyarakat juga fokus dari pengembangan program, maka pendampingan akan terus difokuskan Pupuk Kaltim dengan memperkuat kapasitas kelompok binaan,” pungkas Rahmad Pribadi.

Komitmen Pupuk Kaltim mengedepankan prinsip Environment, Social and Governance (ESG) dalam aktivitas bisnis perusahaan, terus mendorong langkah perbaikan lingkungan melalui inovasi dan pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang. Hal ini pun diwujudkan pada sejumlah inisiasi program yang membawa perubahan bagi kawasan hingga tata kelola lingkungan secara signifikan.

AREA 2023 Berita Kaltim Kitosan Cair Limbah Cangkang Rajungan Pupuk Kaltim
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleDukungan Pemerintah Kaltim untuk Program Pendidikan PGRI Kutai Kartanegara
Next Article Jamaah Gelombang Dua Berziarah ke Madinah Usai Berhaji

Informasi lainnya

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

16 Oktober 2025

BMKG Prediksi Banjir Masih Ancam Bali hingga Tiga Hari

10 September 2025

Menteri LH Percepat Daur Ulang untuk Atasi Sampah Plastik

18 Agustus 2025

Gempa Poso M 5,8 Picu Tsunami Minor 4 Cm

17 Agustus 2025

KLH Segel 200 Hektare Lahan Terbakar di Kubu Raya

4 Agustus 2025

BNPB Minta Evaluasi Sistem Peringatan Tsunami Daerah

31 Juli 2025
Paling Sering Dibaca

Hoax Surat Pemanggilan Tes Pegawai BPJS Kesehatan, Ini Klarifikasi dari Munaqib

Kroscek Nugroho

Tiga Pekerjaan Masa Depan yang Paling Dibutuhkan Dunia

Techno Assyifa

Eksotisme Gunung Papandayan, Surga Alam di Garut

Travel Alfi Salamah

Kesenjangan di Balik Ketentuan Gaji Dosen PTS

Editorial Udex Mundzir

Bingung Mau Liburan Kemana? Yuk Nikmati Keindahan Wisata Alam Musim Panas di Nikko Jepang

Travel Alfi Salamah
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

WMSJ 2025 Hadir di Jakarta, Ribuan Pramuka Muslim Dunia Berkumpul

Pemecatan Shin Tae-yong, PSSI Hadapi Beban Pesangon Rp 60 Miliar

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.