Sidoarjo – Bau menyengat dan lantai yang becek menyambut setiap penumpang yang masuk ke toilet pria Terminal Purabaya. Tulisan besar “TOILET GRATIS” terpampang jelas di dinding, namun kenyataan di dalam justru menuai keluhan.
Beberapa bilik toilet bahkan dalam kondisi rusak dan terkunci dengan gembok. Tulisan “Toilet Rusak” dipasang seadanya. Tak ada petugas kebersihan terlihat di area tersebut saat jam sibuk pagi.
“Toilet gratis memang memudahkan, tapi kondisinya tidak manusiawi. Saya tadi buru-buru karena sudah tidak tahan, tapi begitu masuk malah tambah mual,” keluh Ririm, penumpang asal Sampang, pada Senin (1/4/2025).
Fina dari Nganjuk menyayangkan minimnya perhatian dari pengelola terminal. Ia menilai toilet seharusnya menjadi prioritas utama saat arus mudik berlangsung.
“Ini terminal besar, seharusnya fasilitas dasarnya bersih. Apalagi sekarang musim mudik, orang datang terus-menerus,” ujar Fina, Senin (1/4/2025).
Hal senada disampaikan Tiara, penumpang asal Jombang. Ia menyebut bahwa fasilitas gratis tidak boleh dijadikan alasan untuk abai pada kebersihan.
“Gratis itu bagus, tapi harus tetap bersih. Orang tua dan anak-anak juga butuh kenyamanan. Masa harus cari toilet di luar terminal?” kata Tiara, Senin (1/4/2025).
Sementara itu, Husen dari Jember menekankan pentingnya pengawasan dan perawatan rutin. Menurutnya, jika pengelola tidak sigap, maka masalah ini bisa terus berulang setiap musim mudik.
“Kalau tahu bakal ramai, harusnya disiapkan dari jauh-jauh hari. Jangan cuma gratis, tapi bikin orang jijik,” tegasnya, Senin (1/4/2025).
Kondisi toilet ini berbanding terbalik dengan lonjakan penumpang yang diprediksi mencapai 70 ribu orang per hari dalam masa mudik 27 Maret – 7 April 2025. Fasilitas dasar seperti toilet seharusnya menjadi perhatian utama, bukan malah menambah beban penumpang.
