Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Asal-Usul Shalat Tarawih 20 Rakaat Plus Witir 3 Rakaat

Ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan akan membawa keberkahan yang tak terhingga.
ErickaEricka16 Maret 2025 Islami
Shalat tarawih
Ilustrasi shalat tarawih (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah yang paling dinantikan oleh umat Islam di bulan Ramadan. Ibadah ini tergolong sebagai Qiyam Ramadan, yaitu shalat malam yang dikerjakan secara khusus di bulan suci.

Namun, pernahkah kita bertanya, mengapa jumlah rakaat shalat Tarawih umumnya dilakukan sebanyak 20 rakaat ditambah Witir 3 rakaat?

Pada masa Rasulullah ﷺ, shalat ini tidak memiliki jumlah rakaat yang tetap. Rasulullah ﷺ pernah melakukan shalat malam di bulan Ramadan bersama para sahabat, tetapi beliau tidak melanjutkan secara berjamaah setiap malam karena khawatir ibadah ini diwajibkan bagi umatnya. Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ خَرَجَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ فَصَلَّى فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ، ثُمَّ صَلَّى مِنَ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ، ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ: قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنَ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ

“Aku tahu apa yang kalian lakukan (shalat berjamaah di malam Ramadan), tetapi aku khawatir jika shalat ini diwajibkan kepada kalian sehingga kalian tidak mampu melaksanakannya.” (HR. Al-Bukhari No. 1129, Muslim No. 761)

Karena itu, setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, para sahabat melaksanakan shalat malam Ramadan secara sendiri-sendiri atau dalam kelompok kecil.

Saat Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu memimpin umat Islam, beliau melihat banyaknya umat Muslim yang melaksanakan shalat Tarawih secara terpisah.

Maka, beliau mengumpulkan mereka dalam satu jamaah dengan imam Ubay bin Ka’b. Sejak saat itu, shalat Tarawih mulai dilakukan secara berjamaah dengan jumlah rakaat yang lebih terstruktur.

Diriwayatkan bahwa pada masa Khalifah Umar, shalat Tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat. Seperti yang disebutkan dalam riwayat dari Yazid bin Ruman:

كَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ فِي زَمَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي رَمَضَانَ بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً

“Di masa Umar bin Khattab, orang-orang shalat malam di bulan Ramadan sebanyak 23 rakaat (20 rakaat Tarawih dan 3 rakaat Witir).” (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ No. 249)

Tradisi shalat Tarawih 20 rakaat ini kemudian diteruskan pada masa Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Imam Asy-Syafi’i bahkan menyebutkan bahwa penduduk Makkah dan Madinah saat itu telah melaksanakan Tarawih sebanyak 20 rakaat.

وَهَكَذَا أَدْرَكْتُ النَّاسَ بِمَكَّةَ يُصَلُّونَ عِشْرِينَ رَكْعَةً

“Aku mendapati orang-orang di Makkah shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat.” (HR. At-Tirmidzi No. 806)

Hingga kini, mayoritas ulama dari madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali sepakat bahwa jumlah rakaat shalat Tarawih yang umum dilakukan adalah 20 rakaat ditambah Witir 3 rakaat. Praktik ini juga tetap berlangsung hingga saat ini di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Shalat Tarawih merupakan bentuk ketaatan yang penuh dengan keberkahan. Berapapun jumlah rakaatnya, yang terpenting adalah keikhlasan dan kekhusyukan dalam beribadah.

Dengan meneladani jejak para sahabat dan generasi awal Islam, semoga kita dapat meraih pahala dan keberkahan dari setiap rakaat yang kita kerjakan.

Amalan Ramadan Ibadah Sunnah Qiyam Ramadan Sejarah Islam Shalat Tarawih
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleBupati Kukar Safari Sahur dan Subuh di Musholla Al Mubarok
Next Article Asal-Usul Shalat Tarawih 8 Rakaat Plus Witir 3 Rakaat

Informasi lainnya

Risiko Seks di Luar Nikah bagi Pria Muslim

28 Agustus 2025

6 Karakter Muslimah High Value Masa Kini

7 Agustus 2025

Empat Kunci Hidup Tenang dalam Islam

7 Agustus 2025

Diam dalam Islam, Keutamaan yang Sering Terlupakan

6 Agustus 2025

Hati-Hati dengan Doa Keburukan

31 Mei 2025

Imam Lupa Baca Al-Fatihah, Apakah Sholatnya Sah?

30 Mei 2025
Paling Sering Dibaca

Saatnya Gen Z Pimpin Ekonomi Kreatif Digital

Bisnis Ericka

Maulid Nabi dan Pemberian Sosial, Menghidupkan Semangat Kepedulian

Islami Alfi Salamah

Sejarah dan Keutamaan Surah Yasin dalam Al-Qur’an: Kisah dan Pengaruhnya

Islami Dexpert Corp

Serangan Fajar: Hari Tenang yang Tak Tenang

Editorial Udex Mundzir

Suka Membaca? Ini Tips Efektif untuk Menambah Pengetahuan

Opini Alfi Salamah
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.