Mekkah – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) mengalihkan fokus persiapan haji tahun ini ke pengaturan pergerakan jemaah menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), menyusul semakin mendekatinya waktu puncak ibadah haji. Hingga kini, sekitar 150 ribu dari total kuota 203 ribu jemaah Indonesia telah tiba di Arab Saudi.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Prof. Hilman Latief, menyatakan bahwa pihaknya tengah memverifikasi ulang data jemaah, termasuk posisi hotel, nomor maktab, dan titik lokasi di Arafah, guna memastikan tidak ada kesalahan data yang dapat menghambat proses pelayanan di fase Armuzna.
“Data awal banyak mengalami pergeseran akibat dinamika di lapangan seperti keterlambatan visa. Karena itu, kami pastikan kembali setiap detail untuk menghindari kekeliruan,” kata Prof. Hilman saat tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, pada Jumat (23/5/2025).
Ia juga menekankan pentingnya kesesuaian antara layanan transportasi, akomodasi, dan penempatan jemaah. Setiap penerbangan, menurut regulasi, harus dilayani dengan sistem dan standar yang seragam.
“Perubahan data tanpa koordinasi akan mengganggu layanan lainnya seperti distribusi kartu Nusuk dan penyediaan akomodasi,” ujarnya.
Menanggapi video viral yang memperlihatkan jemaah berjalan sendiri tanpa bantuan petugas, Prof. Hilman menjelaskan bahwa pihaknya telah mengklarifikasi kejadian tersebut dengan Kementerian Haji Arab Saudi. Ia menyebut video itu tidak menggambarkan keseluruhan layanan haji Indonesia.
“Dalam video terdengar suara petugas di depan, tapi tidak jelas. Itu tidak dapat dijadikan tolok ukur menyeluruh,” tegasnya.
Sebagai langkah peningkatan layanan, Kemenag juga menambah rasio petugas pendamping dari sebelumnya 1 persen menjadi 2 persen dari jumlah jemaah. Hal ini dimaksudkan agar seluruh pergerakan jemaah berada dalam pengawasan, terutama saat proses menuju Armuzna.
Sementara itu, kesenjangan jumlah jemaah yang belum tiba terus ditekan. Dari sisa kuota sekitar 50 ribu orang, selisih keterlambatan yang sebelumnya mencapai 30 persen kini telah turun menjadi 14 persen, dan ditargetkan di bawah 10 persen dalam waktu dekat.
Di sisi lain, Kemenag juga menugaskan petugas di kantor-kantor layanan syarikah untuk mempercepat distribusi kartu Nusuk dan menangani laporan jemaah. Delapan syarikah yang terlibat telah diminta membantu dalam finalisasi data jemaah agar proses penjadwalan pergerakan bisa dilaksanakan selama 24 jam penuh.
Prof. Hilman mengingatkan seluruh petugas untuk tetap fokus dan profesional menghadapi fase paling krusial dalam pelaksanaan ibadah haji.
“Ini baru sepertiga dari rangkaian haji. Saya minta semua petugas tetap semangat dan memberikan pelayanan terbaik,” pungkasnya.
