Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar per tahun dari APBD untuk mengembangkan lima kawasan perdesaan berbasis pertanian secara terintegrasi. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari misi kelima dalam 17 Program Dedikasi Unggulan, yaitu Pemerataan Wilayah, dengan fokus pada pengembangan potensi unggulan setiap kawasan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menyatakan bahwa anggaran tersebut tidak diberikan langsung ke desa, melainkan dikelola oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait berdasarkan kebutuhan pembangunan yang ada di kawasan masing-masing.
Menurut Arianto, pengelolaan dana dilakukan melalui koordinasi antar-OPD sesuai bidangnya. Misalnya, pembangunan jalan pertanian akan ditangani Dinas Pekerjaan Umum atau Dinas Perumahan dan Permukiman, sedangkan kegiatan peningkatan produksi pertanian dan perkebunan dikoordinasikan dengan dinas teknis sektor pertanian.
“Anggaran dikelola lintas sektor agar lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan riil di lapangan,” ujar Arianto. Ia menambahkan, mekanisme ini juga memastikan kualitas pelaksanaan program sesuai standar teknis yang berlaku.
Lima kawasan yang dikembangkan sudah ditetapkan Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar. Kawasan pertama meliputi Kecamatan Sebulu dan Muara Kaman dengan desa antara lain Sumber Sari, Manunggal Jaya, dan Cipare Makmur. Kawasan kedua adalah Tenggarong Seberang I yang mencakup Desa Bangun Rejo hingga Embalut.
Kawasan ketiga berada di Tenggarong Seberang II dengan desa seperti Kertabuana dan Bukit Pariaman. Kawasan keempat di Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu meliputi Kelurahan Bukit Biru, Jahab, dan Desa Rempanga. Terakhir, kawasan kelima adalah Kecamatan Marangkayu yang melibatkan Desa Santan Ulu, Semangko, dan Sebuntal.
Pengembangan kawasan desa berbasis pertanian ini diarahkan untuk memperkuat ketahanan pangan daerah melalui pendekatan terintegrasi yang menyesuaikan dengan karakteristik dan potensi lokal tiap kawasan. Selain pembangunan infrastruktur, peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian menjadi fokus utama.
Pemkab Kukar berharap pendekatan kawasan ini dapat mendorong pengembangan ekonomi desa secara merata dan berkelanjutan. Selain itu, program ini juga diharapkan menciptakan sinergi antardesa dalam kawasan untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.