Kukar – Pascabencana longsor yang melanda wilayah Desa Batuah, Pemerintah Kecamatan Loa Janan bergerak cepat melakukan konsolidasi komunikasi lintas perangkat. Fokus utama diarahkan pada pemulihan kondisi warga, penanganan dampak langsung, serta antisipasi bencana susulan melalui komunikasi terpadu antara desa, kecamatan, dan kabupaten.
Camat Loa Janan, Hery Rusnadi, mengatakan bahwa informasi yang tidak tersampaikan secara jelas kerap menjadi hambatan utama dalam penyaluran bantuan dan pengambilan keputusan tanggap darurat. Oleh karena itu, pihaknya kini memperkuat koordinasi dengan para kepala desa agar bisa menyampaikan informasi akurat kepada masyarakat.
“Kami telah menginstruksikan kepala desa untuk aktif menyampaikan informasi terkini kepada warga. Hal ini penting agar masyarakat lebih tanggap ketika bencana atau situasi darurat terjadi di lapangan,” ujar Hery saat ditemui usai rapat di Kantor Bappeda Kukar, Selasa (22/4/2025).
Ia menegaskan bahwa upaya ini bukan semata-mata tindakan responsif, tetapi juga bagian dari strategi pemulihan dan pembangunan berkelanjutan. Selain infrastruktur, komunikasi yang transparan dinilai sangat penting untuk menjaga stabilitas psikologis dan ketertiban warga.
“Informasi yang jelas dan terencana harus menjadi prioritas utama. Komunikasi darurat tidak cukup hanya ‘cepat’, tapi juga harus tepat sasaran,” tambahnya.
Pemerintah kecamatan juga terus memperkuat sistem pendataan korban terdampak. Data yang akurat dan real-time dianggap krusial untuk mempercepat distribusi bantuan serta menyusun langkah pemulihan yang tepat.
“Pendataan ini bukan hanya soal angka, tapi menyangkut hak dan nasib per korban. Oleh karena itu, sistem informasi harus dikelola dengan cermat dan menyeluruh,” jelas Hery.
Selain memperkuat internal pemerintahan, ia juga membuka ruang komunikasi aktif dengan tokoh masyarakat agar mereka turut serta dalam proses penyampaian informasi, mitigasi, dan advokasi pascabencana. Respon warga Desa Batuah pun disebut sangat kooperatif dalam mendukung pemulihan kawasan.
Pemerintah daerah juga tengah mempersiapkan langkah lanjutan, termasuk pembangunan infrastruktur evakuasi, penguatan lereng, dan perencanaan relokasi berbasis kajian teknis. Semua kebijakan tersebut akan dilaksanakan secara partisipatif dan terukur.
“Sinergi antara pemerintah dan masyarakat jadi kunci pemulihan. Kami ingin komunikasi terbuka dan jernih menjadi fondasi agar proses tanggap darurat ini berjalan optimal,” pungkas Hery.