Tasikmalaya – Geliat riset akademik kini merambah hingga ke jantung komunitas pesantren. Selama tiga hari, belasan santri, mahasiswa, dan dosen muda dari berbagai institusi berkumpul di Pesantren Pramuka Khalifa, Cisayong, Tasikmalaya, untuk mengasah salah satu keterampilan paling fundamental dalam dunia penelitian: menyusun karya ilmiah melalui metode literature review atau tinjauan pustaka yang sistematis.

Pelatihan yang resmi ditutup pada Sabtu (5/7/2025) ini tak hanya membekali peserta dengan teori, tetapi juga perangkat lunak modern untuk memetakan lanskap riset global.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Tasikmalaya di bawah naungan UT Bandung ini berlangsung intensif sejak Kamis (3/7/2025).
Fokus utamanya adalah membongkar seluk-beluk metode literature review, sebuah pendekatan krusial yang menjadi fondasi bagi lahirnya penelitian orisinal dan berkualitas. Pemilihan lokasi di lingkungan pesantren menjadi simbol upaya menjembatani tradisi keilmuan Islam dengan tuntutan metodologi riset kontemporer.
Suasana di lokasi pelatihan terasa khidmat sekaligus dinamis. Peserta yang datang dari latar belakang beragam tampak tekun menyimak paparan dari Dr. Lina Marlina, S.Pd., M.M., MT. Sebagai pemateri utama, ia menguraikan pentingnya tinjauan pustaka bukan sekadar sebagai ringkasan teori, melainkan sebagai alat analisis untuk menemukan “celah kebaruan” (research gap).
“Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta dapat memetakan penelitian yang sudah ada, menganalisisnya dengan cermat, dan menemukan celah kebaruan dalam penelitian mereka,” ujar Dr. Lina di akhir kegiatan.
Harapan ini bukan tanpa dasar. Selama sesi berlangsung, peserta tidak hanya pasif mendengar, tetapi didorong aktif berdiskusi dan membedah jurnal-jurnal ilmiah.
Puncak dari pelatihan ini adalah sesi praktik yang dipandu oleh Ahmad Mundzir. Di sesi inilah peserta diperkenalkan dengan “senjata” modern para periset: metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) dan perangkat lunak VOSviewer.
PRISMA diajarkan sebagai standar untuk melaporkan alur seleksi literatur secara transparan dan akuntabel, sebuah syarat mutlak untuk publikasi di jurnal-jurnal bereputasi.
Atmosfer menjadi lebih interaktif ketika peserta diminta menyalakan laptop masing-masing. Di bawah bimbingan Dr. Lina, mereka belajar menggunakan VOSviewer untuk melakukan analisis bibliometrik. Perangkat lunak ini mampu memvisualisasikan jaringan kolaborasi antarpeneliti, tren kata kunci, dan evolusi sebuah topik penelitian dari ribuan artikel ilmiah.
“Dengan VOSviewer, kita bisa melihat peta besar riset di bidang kita. Siapa saja peneliti kunci? Topik apa yang sedang naik daun dan mana yang sudah jenuh? Ini membantu kita memposisikan riset kita secara strategis,” jelas Lina di hadapan para peserta.
Praktik langsung ini terbukti efektif. Terlihat kemajuan signifikan dalam cara mereka merumuskan masalah, menelusuri pustaka relevan, dan merancang metodologi riset yang sistematis.
Inisiatif SALUT UT Tasikmalaya ini dinilai lebih dari sekadar pelatihan teknis. Ia menjadi penanda pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan terbuka dengan komunitas pesantren untuk mencetak intelektual yang tidak hanya kokoh dalam nilai-nilai spiritual, tetapi juga kompetitif di panggung akademik global.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, para peserta kini dibekali kompas dan peta untuk memulai perjalanan mereka di dunia penelitian.
Mereka diharapkan tidak hanya mampu menghasilkan karya tulis untuk memenuhi syarat kelulusan atau kenaikan pangkat, tetapi juga berkontribusi pada khazanah ilmu pengetahuan dan memperkuat daya saing akademik Indonesia di tingkat internasional. Sebuah langkah kecil dari Cisayong, untuk lompatan besar riset nasional.