Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 23 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Nafkah dalam Islam: Penjelasan, Pelanggaran, dan Kewajiban terhadap Anak Yatim

Penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memahami dan mengimplementasikan kewajiban nafkah sesuai dengan ajaran Islam
Udex MundzirUdex Mundzir5 Juni 2024 Islami
Nafkah dalam Islam
Ilustrasi Memberikan Nafkah (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Nafkah dalam Islam adalah konsep yang mencakup pemenuhan kebutuhan materi dan non-materi anggota keluarga, yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Dalam konteks rumah tangga, nafkah adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami kepada istri dan anak-anaknya.

Namun, tanggung jawab nafkah juga meluas kepada anak yatim, janda, musafir, dan orang-orang yang membutuhkan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang nafkah lahir dan batin, pelanggaran yang sering terjadi, kewajiban menafkahi anak yatim, dan bagaimana Islam mengatur nafkah dalam berbagai kondisi khusus.

Nafkah Lahir dan Nafkah Batin

Nafkah Lahir

Ini merujuk pada pemenuhan kebutuhan fisik atau materi yang mencakup makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan. Ini adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh suami kepada keluarganya.

  1. Makanan: Menyediakan makanan yang cukup dan bergizi.
  2. Pakaian: Menyediakan pakaian yang layak sesuai dengan kebutuhan.
  3. Tempat Tinggal: Menyediakan tempat tinggal yang aman dan nyaman.
  4. Kesehatan: Menyediakan akses ke perawatan kesehatan dan pengobatan.
  5. Pendidikan: Memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak.

Allah SWT berfirman: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik…” (QS. Al-Baqarah: 233). Kewajiban ini menegaskan pentingnya peran suami dalam memastikan kesejahteraan fisik keluarganya.

Nafkah Batin

Nafkah batin mencakup kebutuhan non-materi atau spiritual yang meliputi kasih sayang, dukungan emosional, hubungan suami istri, dan bimbingan spiritual.

  1. Kasih Sayang: Memberikan kasih sayang dan perhatian.
  2. Dukungan Emosional: Mendukung secara emosional dan memahami perasaan keluarga.
  3. Hubungan Suami Istri: Memenuhi kebutuhan hubungan suami istri dengan cara yang halal dan baik.
  4. Bimbingan Spiritual: Memberikan bimbingan dalam hal agama.
  5. Kebersamaan: Meluangkan waktu bersama keluarga untuk memperkuat ikatan.

Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya suami dalam memberikan nafkah batin kepada keluarganya untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan penuh cinta.

Pelanggaran terhadap Kewajiban Nafkah

Pelanggaran terhadap kewajiban nafkah dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan memiliki konsekuensi serius. Berikut adalah beberapa pelanggaran yang sering terjadi:

Tidak Memberikan Nafkah Secara Cukup:

Suami tidak memberikan nafkah yang cukup untuk kebutuhan dasar istri dan anak-anak.

Tidak Memberikan Nafkah Sama Sekali:

Suami sama sekali tidak memberikan nafkah, baik karena kelalaian, alasan ekonomi, atau alasan lainnya.

Menyalahgunakan Harta Istri:

Suami menggunakan harta istri tanpa izin dan tidak memberikan nafkah yang menjadi tanggung jawabnya.

Tidak Memberikan Nafkah dengan Cara yang Ma’ruf:

Suami memberikan nafkah tetapi tidak sesuai dengan cara yang baik, misalnya dengan cara yang merendahkan atau tidak menghormati istri.

Tidak Menanggung Biaya Pendidikan:

Orang tua tidak menyediakan biaya yang cukup untuk pendidikan anak-anak.

Tidak Menjamin Kesehatan Anak:

Orang tua tidak memberikan perawatan kesehatan yang memadai untuk anak-anak mereka.

Mengabaikan Kebutuhan Emosional dan Psikologis:

Orang tua tidak memperhatikan kebutuhan emosional dan psikologis anak, yang juga merupakan bagian penting dari nafkah.

Tidak Memberikan Nafkah Setelah Perceraian:

Setelah perceraian, ayah tidak memberikan nafkah yang menjadi hak anak-anaknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Penyebab Pelanggaran Nafkah

Pelanggaran terhadap kewajiban nafkah dapat disebabkan oleh berbagai faktor:

  1. Ketidakmampuan Ekonomi: Keterbatasan ekonomi sering kali menjadi alasan utama seseorang tidak dapat memenuhi kewajiban nafkahnya.
  2. Ketidakpedulian dan Kelalaian: Beberapa individu mungkin lalai atau tidak peduli terhadap tanggung jawab mereka untuk memberikan nafkah.
  3. Ketidakpahaman Hukum Syariat: Kurangnya pemahaman tentang kewajiban nafkah dalam Islam dapat menyebabkan pelanggaran, karena seseorang tidak menyadari tanggung jawab yang harus dipenuhinya.
  4. Masalah Dalam Rumah Tangga: Konflik dan masalah dalam rumah tangga, seperti perceraian, sering kali menyebabkan pelanggaran dalam pemberian nafkah.

Dampak Pelanggaran Nafkah

  1. Masalah Ekonomi dan Kesejahteraan: Kurangnya nafkah dapat menyebabkan masalah ekonomi dan kesejahteraan bagi anggota keluarga yang tidak menerima nafkah.
  2. Masalah Psikologis dan Emosional: Kurangnya perhatian dan nafkah dapat menyebabkan masalah psikologis dan emosional, terutama bagi anak-anak.
  3. Keretakan Hubungan Keluarga: Pelanggaran nafkah sering kali menyebabkan keretakan hubungan keluarga dan kehilangan keharmonisan dalam rumah tangga.
  4. Dampak Hukum dan Sosial: Pelanggaran nafkah dapat mengakibatkan masalah hukum dan sosial, termasuk gugatan di pengadilan dan penilaian negatif dari masyarakat.

Kewajiban Menafkahi Anak Yatim

Dalam Islam, anak yatim adalah anak yang kehilangan ayahnya sebelum mencapai usia dewasa. Merawat dan menafkahi anak yatim sangat ditekankan dalam Islam. Memberikan nafkah kepada mereka termasuk dalam amal jariyah yang besar pahalanya.

Allah SWT berfirman: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8). Rasulullah SAW bersabda: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” kemudian beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak merenggangkan keduanya. (HR. Bukhari).

Pihak yang Wajib Menafkahi Anak Yatim

  1. Ibu: Ibu memiliki tanggung jawab pertama dalam hal mengasuh dan mendidik anak. Jika ibu mampu secara finansial, maka ia juga wajib menafkahi anaknya.
  2. Kakek (Ayah dari Ayah): Kakek dari pihak ayah memiliki kewajiban untuk menafkahi cucunya jika ia mampu.
  3. Saudara Laki-laki (Kakak atau Adik dari Anak): Jika anak memiliki saudara laki-laki yang sudah dewasa dan mampu secara finansial, maka saudara laki-laki tersebut memiliki kewajiban untuk menafkahi adiknya.
  4. Paman (Saudara Laki-laki dari Ayah): Paman juga memiliki tanggung jawab untuk menafkahi anak yatim jika kakek tidak ada atau tidak mampu.
  5. Kerabat Lain: Jika kakek, saudara laki-laki, atau paman tidak ada atau tidak mampu, kewajiban menafkahi anak berpindah kepada kerabat lain yang lebih jauh.
  6. Lembaga Sosial dan Masyarakat: Jika tidak ada kerabat yang mampu menafkahi, lembaga sosial seperti badan zakat, infak, sedekah, dan wakaf dapat berperan dalam membantu anak yatim. Masyarakat Muslim juga dianjurkan untuk membantu anak yatim melalui sedekah dan donasi.

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk memastikan bahwa nafkah lahir dan batin diberikan secara seimbang, penting bagi pasangan suami istri untuk memahami cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Nafkah Lahir

  1. Perencanaan Keuangan: Buat anggaran bulanan untuk mengatur pengeluaran kebutuhan pokok. Sisihkan dana darurat untuk kebutuhan mendesak.
  2. Penyediaan Kebutuhan Sehari-hari: Pastikan keluarga mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi. Belikan pakaian yang layak sesuai kebutuhan keluarga. Pastikan tempat tinggal nyaman dan aman.
  3. Akses Pendidikan dan Kesehatan: Daftarkan anak-anak di sekolah yang baik dan pastikan mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Bawa anggota keluarga ke fasilitas kesehatan saat diperlukan.

Nafkah Batin

  • Kasih Sayang dan Perhatian:

    Luangkan waktu berkualitas dengan istri dan anak-anak. Dengarkan mereka dan tunjukkan kasih sayang. Ungkapkan rasa cinta dan apresiasi kepada pasangan dan anak-anak secara verbal dan melalui tindakan.

    • Dukungan Emosional:

    Jadilah pendengar yang baik ketika pasangan atau anak-anak berbagi perasaan mereka. Berikan dukungan dan motivasi dalam menghadapi tantangan atau kesulitan.

    • Hubungan Suami Istri: Jaga komunikasi yang baik dan terbuka tentang kebutuhan dan harapan masing-masing dalam hubungan suami istri. Pastikan hubungan intim dilakukan dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang.
    • Bimbingan Spiritual: Ajak keluarga untuk beribadah bersama, seperti sholat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan berdoa bersama. Ajarkan anak-anak tentang nilai-nilai Islam dan dorong mereka untuk menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
    • Kebersamaan dan Aktivitas Bersama: Lakukan aktivitas keluarga bersama-sama, seperti piknik, olahraga, atau kegiatan rekreasi lainnya. Ciptakan momen-momen kebersamaan yang dapat mempererat hubungan keluarga.

    Tantangan dan Solusi dalam Pemberian Nafkah

    Tantangan

    1. Tantangan Ekonomi, Solusi: Buat perencanaan keuangan yang baik, kurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan cari sumber pendapatan tambahan jika diperlukan.

    2. Kesibukan dan Waktu, Solusi: Atur jadwal dengan baik, prioritaskan waktu bersama keluarga, dan manfaatkan waktu luang sebaik mungkin untuk kebersamaan.

    3. Komunikasi yang Kurang, Solusi: Tingkatkan keterampilan komunikasi, jadwalkan waktu untuk berdiskusi dengan pasangan, dan pastikan setiap anggota keluarga merasa didengar dan dihargai.

    4. Perbedaan Persepsi dan Harapan, Solusi: Diskusikan harapan dan persepsi masing-masing secara terbuka, cari kompromi, dan bangun pemahaman bersama tentang tanggung jawab nafkah.

      Nafkah dalam Kondisi Khusus

      Perceraian

      1. Masa Iddah: Suami wajib memberikan nafkah kepada istri selama masa iddah.
      2. Nafkah Anak: Setelah perceraian, ayah tetap berkewajiban memberikan nafkah kepada anak-anaknya.

      Pernikahan Poligami

      1. Keadilan dalam Pemberian Nafkah: Suami harus adil dalam memberikan nafkah kepada istri-istri dalam pernikahan poligami.
      2. Pembagian Nafkah: Pembagian nafkah harus merata dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing istri.

      Nafkah dalam Pandangan Mazhab

      1. Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali: Masing-masing mazhab memiliki pandangan yang sedikit berbeda mengenai rincian nafkah. Perbedaan ini mencakup besaran nafkah, siapa saja yang berhak menerima, dan bagaimana nafkah harus tersalurkan.

      Psikologi dan Etika dalam Pemberian Nafkah

      1. Etika Pemberian Nafkah:
      • Pentingnya ikhlas dalam memberikan nafkah.
      • Menghindari sikap merendahkan atau mempermalukan saat memberikan nafkah.

      2. Dampak Psikologis:

        • Dampak psikologis dari pemenuhan atau penelantaran nafkah terhadap istri dan anak-anak.
        • Pentingnya keseimbangan antara nafkah lahir dan batin untuk kesehatan mental keluarga.

        Manajemen Keuangan Keluarga

        1. Anggaran Rumah Tangga:
        • Cara mengelola keuangan keluarga agar nafkah dapat terpenuhi dengan baik.
        • Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pengelolaan nafkah.

        2. Investasi dan Tabungan:

          • Pentingnya menabung dan berinvestasi untuk masa depan keluarga.
          • Manfaat memiliki dana darurat.

          Pendidikan dan Pelatihan

          1. Edukasi Keuangan:
          • Pendidikan tentang pentingnya nafkah bagi pasangan yang akan menikah.
          • Pelatihan tentang manajemen keuangan keluarga bagi suami istri.

          Contoh dan Inspirasi dari Kehidupan Rasulullah SAW

          1. Kisah dan Teladan:
          • Kisah-kisah dari kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat tentang bagaimana mereka memenuhi kewajiban nafkah.
          • Teladan dari kehidupan keluarga Nabi Muhammad SAW dalam memberikan nafkah lahir dan batin.

          Program Sosial dan Bantuan

          1. Lembaga Sosial:
          • Peran lembaga zakat, infak, dan sedekah dalam membantu mereka yang kesulitan memberikan atau menerima nafkah.
          • Program-program bantuan sosial untuk anak yatim, janda, dan keluarga miskin.

          Nafkan Mencakup Lahir dan Batin

          Nafkah dalam Islam mencakup aspek lahir dan batin yang harus terpenuhi oleh suami kepada istri dan anak-anaknya. Kewajiban ini meluas juga kepada anak yatim, janda, musafir, dan orang-orang yang membutuhkan. Pelanggaran terhadap kewajiban nafkah dapat menyebabkan dampak serius baik secara ekonomi, psikologis, maupun hubungan keluarga.

          Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memahami dan mengimplementasikan kewajiban nafkah sesuai dengan ajaran Islam, demi kesejahteraan dan keharmonisan rumah tangga. Dengan perencanaan yang baik, komunikasi yang efektif, dan perhatian yang tulus, tanggung jawab ini dapat memberikan manfaat besar bagi keluarga dan masyarakat luas.

          Hadits Islami Nafkah Pendidikan
          Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
          Previous ArticleEvolusi Kecerdasan Buatan: Sejarah, Tokoh Penting, dan Masa Depan
          Next Article Childfree dalam Pandangan Islam

          Informasi lainnya

          Risiko Seks di Luar Nikah bagi Pria Muslim

          28 Agustus 2025

          6 Karakter Muslimah High Value Masa Kini

          7 Agustus 2025

          Empat Kunci Hidup Tenang dalam Islam

          7 Agustus 2025

          Diam dalam Islam, Keutamaan yang Sering Terlupakan

          6 Agustus 2025

          Hati-Hati dengan Doa Keburukan

          31 Mei 2025

          Imam Lupa Baca Al-Fatihah, Apakah Sholatnya Sah?

          30 Mei 2025
          Paling Sering Dibaca

          Fenomena Langit 2025: Gerhana Bulan Total Hiasi Malam Indonesia

          Techno Assyifa

          Paradoks Pembangunan Desa

          Editorial Udex Mundzir

          Cara Efektif Menyusun To-Do List agar Tidak Sekadar Jadi Hiasan Meja

          Daily Tips Ericka

          Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru

          Profil Ericka

          XL dan Smartfren Merger: Strategi Besar Telekomunikasi

          Bisnis Assyifa
          Berita Lainnya
          Kesehatan
          Alfi Salamah23 Oktober 2025

          Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

          Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

          Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

          Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

          Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

          • Facebook 920K
          • Twitter
          • Instagram
          • YouTube
          “Landing
          © 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
          PT Opsi Nota Ideal
          • Redaksi
          • Pedoman
          • Kode Etik
          • Kontak

          Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.