Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Pelantikan Presiden di Jakarta, Jokowi Gagal Pindah Ibu Kota

Pemindahan ibu kota memang menjadi kebijakan paling ambisius Jokowi
Udex MundzirUdex Mundzir21 Oktober 2024 Editorial
Pembangunan Istana Negara di Kota Nusantara
Pembangunan Istana Negara (Garuda) di Kota Nusantara (.setneg)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Kemarin 20 Oktober 2024, Indonesia menyaksikan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden di Jakarta. Meskipun sempat ada spekulasi bahwa upacara pelantikan akan digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN), hal ini tidak terwujud, mempertegas bahwa pemindahan ibu kota belum terlaksana sepenuhnya selama masa jabatan Jokowi.

Rencana pemindahan ibu kota, yang pertama kali diumumkan pada Agustus 2019, bertujuan untuk mengurangi beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi. Jakarta telah lama menghadapi berbagai masalah seperti kepadatan penduduk, banjir, dan penurunan permukaan tanah.

Presiden Jokowi ingin memindahkan ibu kota ke lokasi baru di Kalimantan Timur, dengan visi mengurangi ketimpangan pembangunan dan mendesentralisasi ekonomi.

Namun, upaya ini sejak awal menuai pro-kontra. Pendukungnya berargumen bahwa pemindahan ibu kota adalah langkah jangka panjang yang diperlukan untuk mengatasi masalah infrastruktur Jakarta. Di sisi lain, kritikus memandang rencana ini sebagai tindakan terburu-buru tanpa perencanaan matang.

Selain itu, pertanyaan besar tentang biaya dan dampak lingkungan muncul sebagai faktor penghambat utama. Proyek pembangunan IKN diperkirakan menelan biaya hingga Rp 500 triliun, sementara ekonomi Indonesia masih tertekan akibat pandemi COVID-19.

Simbolisme Upacara di IKN 17 Agustus 2024

Padahal, 17 Agustus 2024, Presiden Jokowi mengadakan upacara kenegaraan Hari Kemerdekaan di IKN. Langkah ini diharapkan menjadi penanda bahwa pemindahan ibu kota akan segera terlaksana.

Acara megah tersebut mendapat sorotan luas, dan upaya komunikasi melalui berbagai media serta dukungan buzzer dipandang sebagai upaya untuk memuluskan narasi keberhasilan proyek tersebut.

Namun, kenyataan di lapangan berbeda. Meskipun simbolisme yang dihadirkan besar, berbagai infrastruktur di IKN belum siap untuk mendukung pemindahan penuh.

Selain masalah teknis seperti transportasi dan pembangunan fasilitas, ada pula tantangan logistik besar untuk memindahkan ribuan pegawai negeri sipil (PNS) dan operasional pemerintahan. Bahkan, meski upacara kenegaraan diadakan di Nusantara, pelantikan presiden yang lebih penting tetap berlangsung di Jakarta.

Pro dan Kontra Pemindahan Ibu Kota

Pemindahan ibu kota memang menjadi kebijakan paling ambisius Jokowi, namun sejak awal telah menjadi topik kontroversial. Salah satu argumen terkuat yang mendukung pemindahan adalah masalah keberlanjutan Jakarta.

Sebagai kota yang terus tenggelam dan semakin padat, banyak ahli menyarankan langkah ini untuk menyelamatkan Jakarta dari kehancuran ekologis dan infrastruktur di masa depan.

Namun, skeptisisme tumbuh dari berbagai kelompok, termasuk akademisi, ahli lingkungan, hingga politisi. Mereka berpendapat bahwa pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur terlalu dipaksakan, terutama dengan kondisi ekonomi yang belum stabil setelah pandemi.

Banyak yang menyoroti bahwa alokasi anggaran untuk IKN dapat mengganggu prioritas lain seperti kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan.

Dari perspektif lingkungan, pemindahan ibu kota juga dianggap sebagai ancaman serius terhadap ekosistem Kalimantan. Kawasan hutan hujan tropis yang menjadi paru-paru dunia terancam oleh pembangunan besar-besaran, meskipun pemerintah menjanjikan pendekatan ramah lingkungan.

Penambahan populasi dan infrastruktur besar di wilayah tersebut dapat mempercepat deforestasi dan kerusakan lingkungan, yang telah menjadi sorotan utama kelompok aktivis lingkungan.

Kendala Teknis dan Ekonomi

Selain faktor politik dan lingkungan, kendala teknis menjadi salah satu alasan mengapa pemindahan ibu kota belum terwujud. Membangun sebuah kota baru dari nol di wilayah yang sebelumnya minim infrastruktur adalah tantangan besar.

Jalan raya, listrik, air, transportasi publik, serta fasilitas lainnya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dibangun. Walaupun beberapa proyek sudah dimulai, prosesnya masih jauh dari selesai.

Pada 2024, pemerintah masih menghadapi masalah serius terkait pembiayaan proyek. Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar terhadap ekonomi Indonesia, mengharuskan pemerintah mengalihkan sumber daya ke penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.

Dengan begitu, alokasi anggaran untuk proyek IKN menjadi terbatas dan memperlambat kemajuan pembangunan.

Sementara itu, resistensi dari berbagai pihak di DPR serta elemen masyarakat yang kritis terhadap proyek ini juga memperlambat proses legislasi dan alokasi anggaran. Banyak yang mempertanyakan apakah pemindahan ibu kota benar-benar prioritas, mengingat tantangan lain yang lebih mendesak, seperti ketimpangan ekonomi, korupsi, dan penegakan hukum.

Proyek Pemindahan Ibu Kota yang Belum Tuntas

Pelantikan presiden pada 20 Oktober 2024 di Jakarta menjadi bukti konkret bahwa pemindahan ibu kota Indonesia belum berhasil di bawah pemerintahan Jokowi. Meski sudah ada upacara kenegaraan di IKN pada 17 Agustus 2024 untuk menandai simbolis pemindahan, kenyataannya Nusantara masih jauh dari siap untuk menjadi pusat pemerintahan.

Rencana pemindahan ibu kota, meskipun ambisius, menghadapi banyak tantangan, baik dari segi ekonomi, teknis, politik, maupun lingkungan. Langkah besar Jokowi ini dipandang oleh sebagian pihak sebagai tindakan tergesa-gesa yang belum sepenuhnya matang, dengan berbagai masalah yang masih harus dihadapi oleh pemerintah berikutnya.

Dukungan buzzer untuk memperkuat narasi keberhasilan proyek ini pun tidak mampu menutupi keterlambatan dan hambatan-hambatan tersebut.

Di tengah pro-kontra yang terus berlangsung, masa depan IKN kini berada di tangan pemerintahan baru yang perlu memutuskan apakah akan melanjutkan proyek ini, ataukah mengevaluasi kembali kebijakan pemindahan ibu kota yang telah ditetapkan oleh pemerintahan sebelumnya. Dan Jokowi pun mengakhiri jabatannya dengan ‘su-ul khatimah’.

Covid-19 Pelantikan Presiden RI Pemindahan Ibu Kota
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticlePilwalkot Samarinda 2024: Formalitas Saja
Next Article Presiden Prabowo Bentuk Badan Haji dan Umrah, Pengamat Soroti Urgensi Integrasi BPKH

Informasi lainnya

Menguji Gelar Pahlawan Soeharto

13 November 2025

Insentif MBG: Jangan Alihkan Beban

2 November 2025

Kehadiran Prabowo di Kongres Projo, Akan Menegaskan Dirinya “Termul”

1 November 2025

Sentralisasi Berkedok Nasionalisme

31 Oktober 2025

Siapa Kenyang dari Proyek Makan Bergizi?

27 Oktober 2025

Larangan Baju Bekas: Tegas Boleh, Serampangan Jangan

27 Oktober 2025
Paling Sering Dibaca

Rahasia Ayam Goreng Kalasan yang Garing dan Manisnya Pas

Food Alfi Salamah

Ijazah Jokowi: Bukan Privasi, Tapi Legitimasi

Editorial Udex Mundzir

Rasa Malu Perempuan: Mahkota Kehormatan dan Kemuliaan

Islami Lina Marlina

Curug Pelangi, Panorama Air dan Cahaya

Travel Alfi Salamah

Menembus Gelap

Travel Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.