Jakarta – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memutuskan bahwa siswa dengan tingkat kenakalan berat akan dikirim ke barak militer untuk dibina. Bukan untuk latihan tempur, melainkan untuk membangun karakter melalui pola asuh yang lebih disiplin.
Dalam keterangan pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa (29/4/2025), Dedi menegaskan bahwa siswa yang menunjukkan perilaku nakal akut hingga mendekati kriminal akan mendapatkan pembinaan khusus. Prosesnya melibatkan surat pernyataan resmi dari orang tua dan penyerahan siswa ke barak TNI atau Polri.
“Siapa yang dibina? Mereka yang mengalami kenakalan akut yang sudah mengarah kriminal. Bagaimana cara membinanya? Orang tuanya nanti menyerahkan, dalam bentuk surat pernyataan, mengantar ke barak TNI-nya, mengantar ke barak Polri-nya,” ujar Dedi.
Menurutnya, siswa tetap berstatus pelajar meskipun menjalani pembinaan di lingkungan militer. Mereka akan diarahkan untuk membiasakan diri dengan pola hidup sehat seperti bangun pagi, olahraga rutin, merapikan tempat tidur, hingga menjalani puasa Senin dan Kamis.
“Ini adalah arah pembinaan yang tidak didapatkan di rumah mereka. Dan tidak ada pelatihan militer. Jadi, masuk barak militer bukan berarti latihan perang-perangan,” tegas Dedi, menepis anggapan bahwa siswa akan diperlakukan layaknya tentara muda.
Dedi juga menambahkan bahwa tujuan program ini adalah untuk memperbaiki kesehatan mental, fisik, dan moral para siswa agar terhindar dari kebiasaan buruk seperti merokok, mengonsumsi minuman keras, atau penyalahgunaan obat-obatan.
“Ini membangun kesehatan pikiran, kesehatan mental, dan kesehatan raga mereka, agar menjadi anak-anak yang bugar, tidak minum, tidak merokok, tidak makan eksimer, tidak minum ciu,” lanjutnya.
Program ini dijadwalkan mulai diterapkan di Kota Bandung pada 2 Mei 2025. Selain itu, beberapa daerah lain seperti Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cianjur juga dikabarkan siap bergabung, bekerja sama dengan batalyon militer setempat untuk pelaksanaan pembinaan.
“Saya di tanggal 2 akan menyelenggarakan itu di Kota Bandung. Kabupaten Purwakarta sudah siap bekerjasama dengan Batalyon Armed 9 Pasopati. Kabupaten Cianjur juga menyatakan siap,” ungkap Dedi, menyebutkan antusiasme beberapa kepala daerah lain.
Program ini menjadi langkah baru dalam penanganan kenakalan remaja di Jawa Barat, sekaligus menegaskan pendekatan disipliner yang ingin ditanamkan Dedi Mulyadi selama masa kepemimpinannya.
