Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 23 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Tradisi Sedekah Bumi Ponoragan Teguhkan Identitas Budaya

Upacara tahunan ini menjadi titik temu antara nilai leluhur dan semangat pembangunan modern.
GraceGrace28 Mei 2025 Diskominfo Kukar 524 Views
Tradisi Sedekah Bumi Ponoragan Teguhkan Identitas Budaya
Tradisi Sedekah Bumi Ponoragan (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Kukar – Di tengah arus modernisasi yang kian deras, masyarakat Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, tetap memeluk erat akar budaya mereka melalui pelaksanaan sedekah bumi, sebuah tradisi adat yang diwariskan turun-temurun.

Pada Rabu (28/5/2025), ritual ini kembali digelar penuh khidmat, beriringan dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjadi simbol kemajuan desa.

Momen tersebut bukan semata seremoni adat atau agenda pembangunan, melainkan bentuk nyata dari tekad masyarakat untuk membangun masa depan tanpa melupakan asal-usul mereka. Tradisi sedekah bumi, atau dikenal juga sebagai bersih desa, merupakan perwujudan syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Tuhan, terutama dari hasil bumi dan kesehatan warga.

“Sedekah bumi merupakan acara tahunan kami di Desa Ponoragan, sebagai bentuk rasa syukur warga kami atas kenikmatan Tuhan yang diberikan,” ujar Kepala Desa Ponoragan, Sarmin, di sela-sela upacara.

Menurut Sarmin, tradisi ini mencakup rasa syukur atas tiga aspek utama: keberhasilan usaha warga, kesehatan yang senantiasa terjaga, dan kekayaan alam yang menjadi tumpuan hidup masyarakat. Semua itu, katanya, tidak hanya layak disyukuri secara pribadi, tetapi juga harus dirayakan bersama sebagai komunitas.

“Terutama kenikmatan usaha, kenikmatan sehat dan kenikmatan sumber daya alam yang ada di Desa Ponoragan,” tambahnya.

Namun, lebih dari sekadar ritual, sedekah bumi juga dimaknai sebagai bentuk pengakuan spiritual manusia terhadap keterbatasannya. Dalam masyarakat agraris seperti Ponoragan, hubungan harmonis dengan alam dianggap sebagai bagian dari tata nilai kehidupan, dan sedekah bumi menjadi ungkapan keharmonisan tersebut.

“Sedekah bumi atau bersih desa sebagai upacara adat yang memiliki makna spiritual dibaliknya, yang bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat serta rezeki dari hasil bumi,” terang Sarmin.

Tak lupa, Sarmin mengingatkan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam melestarikan tradisi ini. Menurutnya, keberlanjutan budaya lokal sangat bergantung pada kesadaran anak-anak muda dalam memahami dan menghidupi nilai-nilai leluhur.

“Kalau generasi muda ini peduli maka tradisi atau budaya ini akan berlanjut terus, tapi kalau generasi mudanya tidak mau melestarikan mungkin tradisi ini tidak akan berjalan terus,” katanya.

Pernyataan ini menjadi seruan moral yang kuat di tengah tantangan globalisasi dan pergeseran nilai budaya. Tanpa regenerasi kultural, sebuah tradisi betapapun sakralnya bisa saja hilang ditelan zaman. Karenanya, keterlibatan pemuda tidak hanya dibutuhkan sebagai peserta, tetapi juga sebagai penjaga nilai dan pewaris semangat.

Dengan penyelenggaraan sedekah bumi yang bersamaan dengan pembangunan gedung PAUD, masyarakat Desa Ponoragan mengirimkan pesan yang jelas: pembangunan tidak boleh mengorbankan budaya, dan modernitas harus berjalan seiring dengan pelestarian identitas.

“Maka untuk itu tradisi adat warisan leluhur ini tetap dilestarikan di Desa Ponoragan,” pungkas Sarmin, menutup prosesi yang menyatukan nilai spiritual, budaya, dan pembangunan dalam satu tarikan napas.

Budaya Lokal Kukar Diskominfo Kukar Loa Kulu Pemkab Kukar Sedekah Bumi Tradisi Ponoragan
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticlePertamina Perluas Produksi Bioavtur Jelantah di Dua Kilang
Next Article Prabowo-Macron Sepakat Deklarasi 100 Tahun Indonesia-Prancis

Informasi lainnya

Perkuat Komitmen Anti-Korupsi, Kukar Teken Pernyataan MSCP

6 Agustus 2025

Pemkab Kukar Ingin BBM SKK Migas Disuplai Lokal

29 Juli 2025

Pemkab Kukar Ajak Swasta Dukung Wisata Pulau Kumala

4 Juli 2025

Diskominfo Kukar Bahas Tata Kelola Aset TIK Lewat On Desk Survey

25 Juni 2025

Event Mancing di Maluhu Dongkrak UMKM dan Ekowisata

1 Juni 2025

Santan Ulu Sinergikan Koperasi dan BUMDes untuk Ekonomi Desa

31 Mei 2025
Paling Sering Dibaca

Temukan 3 Jam Produktif dalam Seharimu!

Daily Tips Assyifa

Rasa Malu Perempuan: Mahkota Kehormatan dan Kemuliaan

Islami Lina Marlina

Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025

Happy Assyifa

Angin Segar bagi Narapidana

Editorial Udex Mundzir

Generasi Z dan Aksi Nyata Wujudkan SDGs

Daily Tips Ericka
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.