Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Yang Janji Prabowo, Rakyat yang Pusing

Makan gratis itu janji politik Prabowo, tapi rakyat yang menanggung bebannya lewat kenaikan pajak dan harga—yang berjanji siapa, yang pusing siapa.
Udex MundzirUdex Mundzir12 April 2025 Opini
Dampak Ekonomi Makan Bergizi Gratis
Ilustrasi Makan Bergizi Gratis (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah berjalan sejak awal 2025. Ia lahir dari janji kampanye politik yang disambut tepuk tangan, tetapi dijalankan dengan anggaran yang menguras APBN.

Pemerintah menganggarkan Rp71 triliun untuk tahun pertama. Target akhirnya mencapai 82,9 juta penerima. Hitung-hitungan kasar menunjukkan total kebutuhan bisa tembus Rp400 triliun hingga akhir periode. Ini bukan angka kecil. Ini setara dengan total belanja beberapa kementerian strategis jika digabungkan.

Di tengah itu semua, rakyat dipaksa menyesuaikan diri dengan kenaikan PPN jadi 12%. Semua barang dan jasa naik. Konsumsi rumah tangga melemah. UMKM makin kesulitan bertahan. Pajak yang dibayar rakyat digunakan untuk membiayai janji makan gratis—yang bahkan belum tentu mereka nikmati secara langsung.

Lalu muncul pertanyaan penting: negara ini sedang bantu siapa?

Anak-anak memang butuh gizi. Tapi bukan berarti negara harus menyuapi mereka satu per satu. Negara seharusnya memastikan orang tua bisa bekerja, bisa belanja di pasar, bisa memasak sendiri di dapur mereka. Masalahnya bukan di piring makan, tapi di penghasilan yang makin tak cukup.

Masyarakat tidak kekurangan pengetahuan soal gizi. Mereka tahu mana yang sehat. Tapi mereka tidak sanggup membelinya. Solusinya bukan kasih nasi kotak tiap hari, tapi perbaiki kondisi ekonomi mereka.

Hari ini, negara justru mengambil alih tanggung jawab orang tua, tapi gagal menjamin kualitas makanan yang layak. Di berbagai daerah, muncul kasus keracunan. Makanan basi. Tender tak transparan. Distribusi tak merata. Program ini bukan sekadar mahal, tapi juga berisiko gagal fungsi.

Kalau dihentikan sekarang, negara bisa menghemat ratusan triliun dalam lima tahun. Dana sebesar itu bisa dipakai membangun industri pangan, menyerap tenaga kerja, memperkuat BPJS, memperbaiki gizi ibu hamil, atau subsidi langsung untuk keluarga miskin yang benar-benar butuh.

Program MBG bukan solusi jangka panjang. Ini proyek besar yang penuh simbol dan pencitraan. Sebuah nazar politik yang terlalu mahal, terlalu sembrono. Sekali pun sudah dijalankan, tak ada salahnya dievaluasi. Kalau ternyata lebih banyak mudaratnya, berhentikan saja.

Bubur yang basi tidak harus dipaksakan dimakan, apalagi dibagi-bagikan ke seluruh negeri.

Kalau Presiden benar-benar peduli, hentikan beban ini sekarang juga. Perbaiki akarnya, bukan tambal sulam gejalanya.

Yang berjanji dulu ada di panggung kampanye. Tapi yang sekarang harus putar otak tiap hari untuk bayar kebutuhan hidup adalah rakyat biasa. Janjinya muluk, biayanya besar, dan hasilnya belum jelas.

Sudah cukup rakyat jadi korban ambisi politik. Yang janji boleh saja tersenyum, tapi yang pusing tetap rakyatnya.

Fiskal Negara Kritik Kebijakan Pemerintah Makan Gratis Pajak Naik Prabowo Subianto
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleJokowi Siap Disidang soal Esemka, Tegaskan Proyek Bukan Tanggung Jawab Negara
Next Article Loa Ulung Kembangkan Perikanan Sungai, BUMDes Disiapkan Dukung Produksi

Informasi lainnya

Dato Sri Tahir: Purbaya Sosok Tepat Atasi Tantangan Ekonomi Nasional

11 November 2025

Kehadiran Prabowo di Kongres Projo, Akan Menegaskan Dirinya “Termul”

1 November 2025

Sentralisasi Berkedok Nasionalisme

31 Oktober 2025

Ketika Relawan Butuh Akal Sehat, Bukan Sekadar Semangat

26 Oktober 2025

Cuaca Panas? Inilah Tanaman yang Bisa Menyejukan Rumah

21 Oktober 2025

Prabowo Targetkan 330 Ribu Smart TV untuk Sekolah

11 September 2025
Paling Sering Dibaca

Rasa Malu Perempuan: Mahkota Kehormatan dan Kemuliaan

Islami Lina Marlina

Asal-Usul Shalat Tarawih 8 Rakaat Plus Witir 3 Rakaat

Islami Ericka

Mendapatkan Hadiah Terindah Saat Kembali Dari Haji dan Umroh

Islami Alfi Salamah

APBS Siapkan Santri Jadi Pengusaha Tangguh

Bisnis Ericka

Israel vs Iran: Medan Dominasi, Bukan Lagi Proxy

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.