Riyadh – Keajaiban alam, arkeologi, dan arsitektur ikut menentukan kisah nasional Riyadh dan Arab Saudi. Berikut ini terdapat empat situs yang dianggap paling menonjol, berdasar kutipan Arab News,
Wadi Hanifah
Wadi Hanifah memainkan peran penting dalam sejarah Arab Saudi. Sungai memiliki panjang 800 km membelah dataran tinggi Najdl.
Pada tahun 1446 Ibnu Dir, penguasa Hajr, sebuah kota di wilayah Riyadh modern, menawarkan tanah di tepi sungai yang subur kepada sepupunya, Manaa’ Al-Muraide, pemimpin marga Marada dari suku Al-Duru dari Bani Hanifah.
Al-Muraide menerima undangan Ibnu Dir dan memimpin kaumnya kembali ke asalnya. Ia menamai rumah baru mereka Diriyah dengan nama pemukiman lama mereka dan mengubah tanah tersebut menjadi oasis produktif. Rumah itu ternutrisi oleh tanah subur Wadi Hanifah.
Diriyah
Diriyah menjadi terkenal sekitar tahun 1720. Hal ini membuka jalan bagi pendirian Negara Saudi Pertama pada tahun 1727 oleh putra dan penerusnya Imam Mohammed.
Pada tahun 2010, distrik At-Turaif Diriyah yang terbuat dari batu bata lumpur, rumah leluhur keluarga kerajaan Saudi, terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
Pada tahun 2019 Raja Salman meletakkan batu pertama proyek Gerbang Diriyah. Sebuah pembangunan seluas 7 km persegi dengan arsitektur batu bata lumpur gaya Najd yang unik. Bangunan ini sekarang hampir selesai sebagai tujuan budaya dan gaya hidup global. Tak hanya itu, bangunan ini menjadi tuan rumah bagi museum, galeri, restoran, toko, rumah, alun-alun, hotel, tempat rekreasi, lembaga pendidikan.
Benteng Masmak
Abdulaziz ibn Abdul Rahman Al-Saud mencapai ketenaran di seluruh dunia sebagai Ibn Saud. Abudulaziz kemudian mendirikan Kerajaan Arab Saud dan memimpin sekelompok kecil pejuang ke barat menuju Riyadh. Selain itu, menyerang Benteng Masmak, mengusir saingannya Rashidi kekuatan dan merebut kembali warisan sah keluarganya.
Dalam foto pada tahun 1912, menara benteng yang terbuat dari batu bata lumpur tampak besar di balik tembok kota. Selain itu, tidak menghadap apa pun kecuali lahan terbuka di baliknya. Saat ini benteng tersebut berada di jantung kota.
Tembok-tembok tersebut telah runtuh, tersapu oleh pesatnya pertumbuhan ibu kota Saudi pada tahun 1950-an. Namun, benteng ini tetap menjadi museum dan simbol berharga dari jalan sulit dan upaya heroik.
