Biasanya, kalau ke Balikpapan saya charter mobil, atau minimal diantar Sukri ke bandara. Tapi kali ini, saya mau coba sesuatu yang beda: naik bus umum! Cuma modal Rp 45.000, saya bisa jalan dari Samarinda ke Balikpapan. Sabtu pagi, 12 Oktober 2024, petualangan ini dimulai.
Pukul 9.20, Sukri nganterin saya ke jembatan Mahakam. Dari situ, saya naik bus Kaltim Duta Utama yang ada di terminal Apt Pranoto, Samarinda Seberang. Penumpang penuh, ada 34 orang termasuk saya, dan kondekturnya perempuan—harus beli tiket dulu sebelum berangkat.
Tepat jam 08.30, bus mulai jalan diiringi musik dangdut Jawa yang saya baru dengar. Suasana perjalanan jadi seru, meskipun saya sedikit bingung sama lirik-liriknya.
Menikmati Pemandangan Samarinda dengan Baliho Bertebaran
Saat bus melaju melewati Sempaja, saya mulai menikmati pemandangan kota. Lewat kampus UINSI Samarinda, di kanan kiri jalan bertebaran baliho besar bertuliskan “Kaltim Kuat, Kaltim Berdaulat.” Hampir di setiap sudut kota, slogan ini bertebaran, seolah-olah lagi jadi tren terbaru.
Bus juga sempat lewat depan GOR Kaltim, bekas tempat PON dulu, yang sekarang sayangnya terbengkalai. Lalu, perjalanan berlanjut sambil menikmati angin sepoi-sepoi dari jendela bus yang terbuka lebar.
Meski busnya tidak ada AC, udara segar cukup bikin nyaman. Hentakan dari jalan yang bergelombang sesekali bikin penumpang loncat dari kursi, tapi setidaknya suasana mendung bikin perjalanan terasa adem. Setelah beberapa pemberhentian kecil, akhirnya bus masuk tol lewat gerbang Palaran sekitar jam 10.00 WITA.
Sopir Dump Truk dan Hutan Bukit Soeharto
Di sebelah saya, duduk seorang pria bertato yang kelihatan sangar tapi ternyata ramah. Dari logatnya, sepertinya dia orang Bugis. Kami ngobrol, dan dia cerita soal pekerjaannya sebagai sopir dump truk di perusahaan tambang minyak. Katanya, hidup di Kaltim itu keras, tapi peluang kerja di sektor tambang selalu ada.
Sementara kami ngobrol, bus terus melaju di tol. Di KM 88, pemandangan berubah jadi hutan yang dipangkas, dengan jalan tol yang memotong Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto. Buat yang kerja di tambang, nama Bukit Soeharto ini pasti sudah akrab di telinga, walaupun belum tentu mereka pernah ke sana.
Pas sampai KM 37, saya kira bus bakal berhenti di rest area. Tapi ternyata bus terus melaju, tidak ada pemberhentian. Pukul 10.42, bus tetap melanjutkan perjalanan menuju Balikpapan, hanya melambat di KM 22 karena ada perbaikan jalan sepanjang 1 kilometer.
Sampai di Balikpapan: Akhir Perjalanan yang Nyaman
Mendekati Balikpapan, bus melintasi kawasan hutan lindung Sungai Manggar. Suasana hijau di kanan kiri jalan bikin perjalanan terasa lebih tenang. Akhirnya, sekitar pukul 11.05 WITA, kami keluar dari tol di gerbang Karang Joang. Petugas memeriksa dan menyobek karcis kami sebelum akhirnya bus menuju terminal Batu Ampar, Balikpapan.
Perjalanan yang saya kira bakal melelahkan ternyata cukup menyenangkan. Dengan hanya Rp 45.000, saya bisa merasakan perjalanan yang berbeda—tidak ada AC, tapi angin segar dan musik dangdut jadi hiburan yang asik. Terkadang, perjalanan sederhana justru membawa pengalaman yang berkesan.