Phil Knight pendiri Nike. Ia bukanlah seorang atlet. Ia bukan pelari maraton, bahkan bisa jadi untuk lari 100 meter saja dia sudah kehabisan nafas. Lalu, bagaimana seorang pebisnis non-atlet ini mampu mendirikan brand sepatu yang menjadi pilihan para atlet dunia?
Knight memulai perjalanan Nike tanpa keahlian khusus di bidang olahraga lari. Namun, ia bukan tipe pengusaha yang hanya mengandalkan laporan di meja kantor.
Ia turun langsung ke lapangan, mengamati atlet-atlet berlatih, berbicara dengan mereka, bahkan ikut merasakan proses berlari. Dari interaksi ini, ia memahami masalah yang dialami pelari dengan sepatu saat itu—terasa berat dan kaku, hingga membuat gerakan terbatas. Sepatu lari kala itu seperti “memakai batu bata”, ujar Knight suatu kali.
Berangkat dari pengamatan tersebut, Knight melihat peluang besar. Ia berpikir untuk menciptakan sepatu yang ringan, fleksibel, dan nyaman, dirancang khusus untuk menunjang performa pelari.
Ide sederhana itu menjadi landasan berdirinya Nike dan memposisikan brand tersebut sebagai produk yang benar-benar memahami kebutuhan para pelari. Kesuksesan Nike pun dimulai dari sini.
Phil Knight menyadari, untuk membuat produk yang disukai pelanggan, ia harus benar-benar mengenali dan mengatasi masalah yang mereka hadapi. Kisah Nike ini juga menjadi pelajaran bagi para pebisnis.
Ada tiga pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah Knight dan Nike.
Pertama, kenali pelanggan seperti teman sendiri. Mengetahui kebutuhan, harapan, dan bahkan keluhan pelanggan adalah langkah awal. Tanpa wawasan ini, sulit bagi perusahaan mana pun untuk menciptakan produk yang sesuai.
Kedua, jangan hanya menjual produk, tetapi jual solusi. Temukan masalah pelanggan dan jadikan produk sebagai jawaban atas masalah tersebut. Dengan menawarkan solusi, bisnis memiliki nilai lebih di mata konsumen.
Ketiga, bangun brand dengan positioning yang jelas. Nike tidak hanya menjual sepatu; mereka menjual semangat olahraga. Mereka menonjolkan nilai unik ini dengan konsisten. Setiap brand perlu memiliki karakter yang bisa dibedakan dari pesaing.
Phil Knight telah membuktikan bahwa kesuksesan tidak harus datang dari keahlian langsung di bidang yang dijalankan. Dengan pemahaman mendalam terhadap pelanggan dan keberanian menciptakan solusi, bisnis dapat berkembang pesat. Begitu pula, bagi pebisnis pemula, tiga pelajaran ini bisa menjadi kunci untuk membawa bisnis ke level berikutnya.