Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan keseriusannya dalam mendorong hilirisasi industri kelapa sawit. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Gubernur Kaltim, H Seno Aji, dalam pertemuan bersama Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kaltim, Rachmat Perdana Angga, di ruang kerjanya pada Kamis (17/4/2025).
Seno Aji menyebut bahwa sektor kelapa sawit merupakan salah satu penopang utama perekonomian Kalimantan Timur. Menurutnya, pengembangan industri hilir seperti pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan produksi biodiesel akan memberi nilai tambah dan memperluas lapangan kerja.
“Keberadaan GAPKI sangat strategis untuk mendorong kemajuan sektor sawit. Kita ingin ada investasi biodiesel di Kaltim. Kalau bisa, anggota GAPKI yang membangunnya,” tegas Seno Aji.
Ia menjelaskan bahwa ketergantungan pada ekspor bahan mentah seperti CPO harus dikurangi, karena berisiko tinggi terhadap fluktuasi harga global. Hilirisasi diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk menciptakan stabilitas ekonomi regional yang lebih kuat.
Ketua GAPKI Kaltim, Rachmat Perdana Angga, menyambut baik dukungan tersebut. Ia menjelaskan bahwa saat ini sekitar 200 perusahaan sawit beroperasi di Kaltim, namun baru 80 yang tergabung dalam GAPKI. Organisasi ini sedang melakukan pendekatan agar lebih banyak perusahaan ikut serta dalam kolaborasi industri.
“Kami berharap melalui kolaborasi ini, industri sawit di Kaltim dapat lebih solid dan mampu menyusun strategi bersama untuk hilirisasi,” kata Rachmat.
Ia juga menegaskan kesiapan GAPKI untuk terlibat aktif dalam perumusan kebijakan hilirisasi, termasuk pengembangan fasilitas pengolahan lokal yang akan memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi daerah.
Seno Aji menambahkan bahwa upaya ini selaras dengan arah pembangunan Kalimantan Timur yang mulai beralih dari ketergantungan pada sektor ekstraktif seperti pertambangan menuju sektor agribisnis berkelanjutan.
Langkah bersama Pemprov Kaltim dan GAPKI ini diharapkan mampu mengakselerasi pembangunan ekonomi hijau berbasis pertanian, sekaligus memperkuat daya saing produk kelapa sawit asal Kalimantan Timur di pasar nasional dan internasional.
