Mekkah – Di tengah padatnya aktivitas ibadah haji dan suhu ekstrem yang mencapai lebih dari 40°C, ratusan petugas medis Indonesia bekerja tanpa kenal lelah untuk melayani kebutuhan kesehatan jemaah.
Setiap hari, diperkirakan sebanyak 300 jemaah dari satu sektor mendatangi pos kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis, yang mencakup pemeriksaan tekanan darah, pengobatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk, pilek, hingga kelelahan.
“Setiap hari rata-rata ada 300 orang yang berobat,” kata Amran Batjo, petugas kesehatan dari Sektor 7, di Hotel Alwahdah Al-Mutamayyiz, Jumat (23/5/2025). Pernyataan ini menggambarkan besarnya beban kerja tim kesehatan dalam memberikan pelayanan di tengah tingginya volume pasien.
Di Mekkah, terdapat 10 sektor yang menaungi jemaah haji Indonesia, sehingga estimasi total jemaah yang membutuhkan layanan medis setiap hari bisa mencapai 3.000 orang. Kondisi ini menuntut kesiapsiagaan tinggi dari seluruh petugas medis yang bertugas, termasuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
Penyakit yang kerap dialami oleh jemaah berkisar dari ISPA, pneumonia, demam, batuk, hingga dehidrasi akibat cuaca panas dan aktivitas ibadah yang padat. Kondisi ini diperparah oleh usia lanjut banyak jemaah serta keterbatasan daya tahan tubuh karena perjalanan panjang dan perubahan iklim drastis.
Petugas medis di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah juga terus siaga dalam menangani pasien yang mengalami gangguan kesehatan serius. Mereka memberikan layanan 24 jam, termasuk penanganan darurat dan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
Tim medis haji Indonesia bukan hanya dituntut untuk menjalankan tugas medis standar, namun juga menghadapi beban emosional yang tinggi. Mereka harus menunjukkan empati dan kesabaran ekstra dalam menghadapi jemaah yang datang dengan keluhan beragam. Banyak dari petugas harus mengorbankan waktu istirahat dan makan karena antrean panjang yang tak kunjung reda.
Dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini, kolaborasi antara petugas kesehatan dan jemaah menjadi kunci untuk menjaga kelancaran pelaksanaan rukun-rukun haji. Tidak sedikit jemaah yang membutuhkan bantuan untuk menjalankan ibadah, baik dengan dipapah maupun menggunakan kursi roda.
Peran tim medis menjadi semakin vital di tengah meningkatnya kasus pneumonia di kalangan jemaah. Menurut laporan resmi, hingga Jumat (23/5/2025), sebanyak 99 jemaah Indonesia dilaporkan terinfeksi pneumonia, dan satu di antaranya meninggal dunia.
Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan fisik dan koordinasi antar petugas selama pelaksanaan ibadah haji. Tim kesehatan dituntut untuk tetap siaga dalam kondisi fisik yang menantang dan melayani jemaah dengan sepenuh hati.
Keberadaan tim kesehatan haji Indonesia tidak hanya penting dari sisi medis, tetapi juga menjadi bagian integral dari sistem perlindungan jemaah selama berada di Tanah Suci. Komitmen dan dedikasi mereka menjadi garda terdepan dalam mendukung kesuksesan ibadah jemaah Indonesia tahun ini.
