Langkah sederhana yang dilakukan seorang perempuan asal Semarang telah mengubah wajah puluhan desa terpencil di Indonesia. Tri Mumpuni, sosok bersahaja dan rendah hati, bukan hanya membawa terang ke tempat-tempat gelap, tapi juga membuka harapan dan potensi masyarakat desa melalui energi terbarukan.
Bersama sang suami, Iskandar Budisaroso Kuntoadji, ia telah membangun lebih dari 60 pembangkit listrik mikrohidro di daerah-daerah yang sulit dijangkau PLN. Melalui lembaga yang mereka dirikan, Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka), mereka tidak hanya menyediakan listrik, tapi juga memberdayakan masyarakat secara ekonomi dan sosial.
Ide awal lahir dari kepekaan mereka saat melihat banyak aliran sungai yang belum dimanfaatkan di desa-desa terpencil. Dari sinilah muncul gagasan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berbasis komunitas. Masyarakat setempat diajak terlibat sejak awal mulai dari pembentukan organisasi, pengelolaan dana, hingga perawatan mesin turbin.
Tidak hanya soal teknis, pendekatan sosial menjadi inti program ini. Tim sosial Ibeka membangun hubungan dengan tokoh adat dan agama, membina kepercayaan, dan memastikan proyek menjadi milik bersama masyarakat. Seluruh elemen desa dilibatkan dalam pengelolaan dari ketua hingga teknisi lokal.
Wilayah hulu pun dijaga ketat. Tidak boleh ada pembukaan lahan atau penebangan pohon, agar aliran air tetap stabil. Komitmen menjaga lingkungan ini menjadi kunci keberlanjutan pembangkit.
Listrik bukan tujuan akhir. Bagi Tri Mumpuni, kehadiran listrik justru adalah gerbang awal untuk membangun ekonomi desa. Ketika listrik tersedia, anak-anak bisa belajar di malam hari, usaha kecil bisa tumbuh, dan akses informasi terbuka lebar.
Teladan dari Perempuan Desa untuk Dunia
Tri Mumpuni tumbuh dari latar belakang pendidikan sosial-ekonomi pertanian. Namun dedikasinya melampaui bidang akademik. Ia telah menjadi inspirasi internasional lewat pendekatannya yang menggabungkan ilmu, keberpihakan sosial, dan kepemimpinan komunitas.
Ia dan suaminya menjalani hidup yang tidak biasa. Mereka memilih menyusuri desa-desa yang nyaris tak tersentuh pembangunan, mendengar langsung suara rakyat kecil, dan menjadikan mereka bagian dari solusi.
Tidak semua orang bisa menyulap sungai menjadi sumber energi, tapi Tri Mumpuni membuktikan bahwa niat baik dan kerja bersama bisa menyalakan cahaya secara harfiah dan makna.
Warisan Perubahan Berkelanjutan
Lewat Ibeka, model pemberdayaan ini menyebar hingga ke luar negeri. Bahkan satu wilayah di Filipina telah merasakan manfaat model PLTMH berbasis komunitas yang mereka kembangkan.
Tri Mumpuni juga menjadi wajah dari semangat lokal yang mendunia. Tidak hanya memberikan solusi teknis, ia membawa pesan kuat: bahwa pembangunan sejati dimulai dari mendengar, melibatkan, dan mempercayakan masyarakat untuk mengelola masa depannya sendiri.
Tri Mumpuni adalah bukti bahwa satu orang dengan semangat kolaboratif dan pendekatan holistik bisa menjadi penyulut perubahan di banyak tempat. Ia menunjukkan bahwa tokoh inspiratif tidak selalu hadir dalam panggung besar, tapi bisa tumbuh dari desa-desa kecil, membawa terang dalam arti yang sesungguhnya.
