Pandeglang – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digulirkan di Kabupaten Pandeglang tak hanya bertujuan mengenyangkan, tapi juga menyehatkan. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mengklaim telah menerapkan pengawasan ketat terhadap kandungan Gula, Garam, dan Lemak (GGL) dalam menu harian MBG yang disajikan di sekolah-sekolah.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Pandeglang, Encep Hermawan, menyatakan bahwa pengawasan kandungan GGL merupakan langkah penting untuk mencegah risiko obesitas pada anak usia sekolah. Hal ini menjadi perhatian serius karena obesitas dapat menimbulkan dampak kesehatan yang sama beratnya dengan kekurangan gizi.
“Gizi itu bukan sekadar protein nabati seperti tahu tempe, tapi juga harus ada protein hewani, sayuran, dan vitamin. Itu yang sebetulnya sangat baik untuk anak sekolah, apalagi bagi mereka yang sebelumnya jarang mendapat makanan bergizi setiap hari,” ujar Encep, Minggu (28/12/2025).
Dinkes Pandeglang menargetkan angka obesitas anak tidak melampaui ambang batas 4 persen. Oleh karena itu, keseimbangan nutrisi dalam MBG dijadikan titik tekan agar tidak menciptakan masalah kesehatan baru dari program yang sejatinya dibuat untuk menanggulangi malnutrisi.
Meskipun program MBG baru berjalan satu tahun, sehingga belum tersedia data kuantitatif yang mencerminkan perubahan status gizi siswa secara signifikan, Encep meyakini bahwa dampaknya akan mulai terlihat dalam jangka menengah. Ia menyebut bahwa MBG menjadi solusi praktis bagi anak-anak dari keluarga yang selama ini kesulitan mengakses makanan sehat dengan komposisi lengkap.
Berdasarkan data Dinkes, saat ini mayoritas masyarakat Pandeglang berada dalam kategori gizi baik, sementara angka gizi kurang dan gizi buruk tercatat di kisaran 1,9 persen. Meski tergolong kecil, intervensi seperti MBG tetap dianggap penting untuk mencegah peningkatan angka tersebut akibat pola makan yang tidak seimbang.
“Harapannya nanti di tahun depan status gizi anak-anak bisa meningkat melalui intervensi makanan bergizi yang tepat di sekolah-sekolah,” tambah Encep.
Dengan penerapan standar gizi seimbang dalam MBG, Dinkes Pandeglang berharap dapat membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini dan menghindarkan generasi mendatang dari beban ganda malnutrisi yakni kondisi saat kekurangan gizi dan obesitas muncul bersamaan dalam satu wilayah.
