Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 13 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Gelombang Penolakan PPN 12% Merebak di Tengah Sulitnya Ekonomi

Berbagai kalangan, mulai dari figur publik hingga komunitas, kritik kebijakan kenaikan pajak pemerintah.
AssyifaAssyifa23 Desember 2024 Ekonomi
Penolakan kenaikan PPN 12%
Gelombang penolakan terhadap PPN 12% semakin meluas di tengah kesulitan ekonomi.
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Jakarta – Rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada 1 Januari 2025 memicu gelombang protes dari berbagai kalangan. Kebijakan ini dinilai akan memberatkan masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya.

Penolakan pertama disampaikan oleh komika Bintang Emon melalui akun Instagram pribadinya. Ia menyoroti komunikasi pemerintah yang dinilai tidak transparan. Menurutnya, banyak masyarakat yang salah paham karena informasi kenaikan PPN tidak dijelaskan dengan jelas.

“Kalau pemerintahnya gentle, kasih rilis resmi soal batasan PPN. Ternyata? Tidak, masih simpang siur,” ujar Bintang pada Senin (23/12/2024).

Bintang Emon menambahkan, pemerintah seolah bertentangan dengan kampanye anti-hoaks karena menyampaikan informasi yang tidak lengkap dan membingungkan.

Hal senada diungkapkan oleh Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 Gus Dur, dalam acara Haul ke-15 Gus Dur pada Sabtu (21/12/2024). Ia menegaskan bahwa kebijakan pemerintah harus berorientasi pada kemaslahatan rakyat.

“Rakyat hidup dalam kesulitan. Harga kebutuhan pokok melonjak, daya beli menurun, dan kelas menengah turun kelas sebanyak sembilan juta orang. Kebijakan seperti ini bukannya membantu, malah memperburuk situasi,” ungkap Yenny.

Yenny juga menyoroti bahwa negara-negara lain mengambil langkah berbeda dalam menghadapi tantangan ekonomi.

“Singapura memberikan bantuan tunai kepada rakyatnya, Vietnam menurunkan pajak. Namun, Indonesia justru menaikkan PPN di tengah situasi sulit,” katanya.

Gelombang penolakan juga merebak di media sosial, terutama dari komunitas pecinta K-Pop. Akun @sahisunib di platform X menilai kenaikan PPN akan berdampak pada berbagai biaya, seperti langganan aplikasi streaming hingga tiket pesawat. “As a kpopers, ini saja bakal ngaruh banget. 12% itu gede banget,” tulisnya dengan tagar #TolakPPN12Persen.

Komunitas NCTzen Humanity juga ikut bersuara dengan menggalang dana untuk mendukung aksi demo penolakan PPN 12% di depan Istana Presiden pada Kamis (19/12/2024).

“Ini berdampak pada semua orang, tidak hanya komunitas tertentu. Kami harus bersuara,” tulis mereka.

Menurut para ekonom, kebijakan ini berpotensi memukul daya beli masyarakat dan melemahkan konsumsi domestik, yang selama ini menjadi penopang utama ekonomi Indonesia. Konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, sehingga penurunan daya beli dapat berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi.

“Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali dampak kebijakan ini bagi kelompok rentan. Jika tidak, kebijakan ini justru akan memperlambat pemulihan ekonomi nasional,” kata Arief Maulana, seorang ekonom dari Universitas Indonesia.

Gelombang penolakan ini diprediksi akan terus meningkat menjelang penerapan kebijakan PPN 12% pada awal tahun depan. Publik berharap pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan ini demi meringankan beban masyarakat.

Bintang Emon Ekonomi Indonesia Kenaikan PPN Penolakan Pajak PPN 12 % Yenny Wahid
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleKalau Mau Selamat, Jadilah Koruptor di Indonesia
Next Article Menunda Beban, Mengutamakan Rakyat

Informasi lainnya

Dato Sri Tahir: Purbaya Sosok Tepat Atasi Tantangan Ekonomi Nasional

11 November 2025

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

5 November 2025

Gelombang PHK Global 2025: Amazon hingga Nestlé Pangkas Ribuan Pekerja

31 Oktober 2025

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

15 Oktober 2025

Pangkas TKD Rp227 T, Menkeu Minta Pemda Berbenah

3 Oktober 2025

BP-Vivo Batalkan Pembelian BBM Pertamina

3 Oktober 2025
Paling Sering Dibaca

Dulu Dipaksa-Paksa Menggunakan Gas Elpiji 3 Kg, Sekarang Malah Haram

Editorial Udex Mundzir

Peran dan Pengaruh Kucing dalam Film, Buku, dan Musik

Opini Alfi Salamah

Serangan Fajar: Hari Tenang yang Tak Tenang

Editorial Udex Mundzir

Mindset Hack to Stop Overthinking

Lifestyles Assyifa

Yang Bukan Termasuk Ghibah dalam Islam

Islami Ericka
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

KPK Cetak Quattrick di Riau, Empat Gubernur Tersandung Korupsi

PB XIII Hangabehi Wafat, Takhta Keraton Surakarta Tunggu Pewaris Resmi

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.