Jakarta – Gempa bumi dengan magnitudo awal 6, yang kemudian diperbarui menjadi magnitudo 5,8, mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (17/8/2025) pagi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa tersebut sempat menimbulkan tsunami minor dengan ketinggian sekitar 4 sentimeter.
Informasi ini disampaikan oleh Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono. Ia menegaskan bahwa fenomena ini terjadi akibat pergerakan Sesar Naik Tokoraru atau Tokoraru Thrust, salah satu sesar aktif di wilayah Sulawesi Tengah.
“Gempa Poso M 5,8 tadi pagi memicu tsunami minor setinggi sekitar 4 cm,” ujar Daryono, Minggu (17/8/2025).
Ia menambahkan, berdasarkan peta seismisitas, kawasan Poso berada di jalur gempa aktif sehingga rawan terhadap aktivitas seismik. Dalam catatannya, sebelum gempa yang merusak pagi ini, wilayah Poso telah mengalami dua kali gempa signifikan.
“Peta seismisitas Sulawesi Utara dan sekitarnya menunjukkan bahwa Poso merupakan kawasan aktif gempa. Sebelum gempa Poso pagi ini, telah terjadi dua kali gempa signifikan sebelumnya,” jelasnya.
Pasca gempa utama, BMKG memonitor adanya aktivitas susulan. Hingga siang hari, tercatat sebanyak 25 kali gempa susulan (aftershocks) terjadi di wilayah tersebut. Kondisi ini menunjukkan adanya aktivitas tektonik berkelanjutan yang masih perlu diwaspadai masyarakat.
Menurut data BMKG, gempa dengan magnitudo 5,8 di Poso ini merupakan bagian dari aktivitas tektonik yang sering kali dipicu oleh pergerakan sesar lokal. Sesar Tokoraru, yang menjadi sumber gempa kali ini, diketahui aktif dan pernah menimbulkan guncangan signifikan di masa lalu.
Pemerhati kegempaan menilai bahwa peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat Sulawesi Tengah untuk meningkatkan kesadaran akan mitigasi bencana, mengingat wilayah tersebut termasuk dalam zona rawan gempa dan tsunami. Peringatan dini dan edukasi publik dianggap penting agar dampak gempa di kemudian hari dapat diminimalisasi.
Meski tsunami yang tercatat hanya mencapai 4 cm dan tidak menimbulkan kerusakan berarti, BMKG menegaskan perlunya kewaspadaan berkelanjutan. Gempa di Poso menjadi catatan penting bahwa wilayah ini masih sangat aktif secara seismik.
Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi gempa susulan serta mengikuti arahan resmi dari instansi terkait.