Jakarta – Gerhana bulan total akan terjadi pada 13-14 Maret 2025, bertepatan dengan bulan Ramadan. Sayangnya, fenomena astronomi ini tidak dapat disaksikan langsung dari Indonesia karena posisi geografis dan waktu kejadian yang kurang mendukung.
Peristiwa ini terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi Bulan sepenuhnya. Akibatnya, Bulan akan tampak berwarna merah darah, yang sering disebut sebagai “Blood Moon”.
Gerhana bulan total kali ini diperkirakan akan berlangsung selama hampir dua jam, sementara proses keseluruhannya, termasuk fase penumbra dan sebagian, bisa mencapai beberapa jam.
Menurut laporan dari lembaga astronomi internasional, fenomena ini dapat disaksikan dengan jelas di Amerika Utara dan Selatan, sebagian besar Eropa, serta wilayah Arktik. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Spanyol, dan Inggris akan memiliki kesempatan terbaik untuk menikmati keindahan gerhana ini.
Fase-Fase Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terjadi dalam beberapa tahapan, yaitu:
- Fase Penumbra – Bulan mulai memasuki bayangan penumbra Bumi, menyebabkan sedikit penurunan kecerahan.
- Fase Sebagian – Bulan memasuki bayangan umbra, sehingga sebagian permukaannya mulai tampak gelap.
- Fase Total – Bulan sepenuhnya berada dalam bayangan umbra dan berubah warna menjadi merah.
- Fase Sebagian (Kembali) – Bulan mulai keluar dari bayangan umbra, kembali ke fase gerhana sebagian.
- Fase Penumbra (Kembali) – Bulan sepenuhnya keluar dari bayangan Bumi dan kembali ke kondisi normal.
Mengapa Indonesia Tidak Bisa Menyaksikan Gerhana Ini?
Posisi Indonesia yang berada di zona waktu WIB, WITA, dan WIT membuat fenomena ini terjadi di luar waktu malam hari, sehingga tidak dapat diamati secara langsung. Namun, masyarakat tetap bisa mengikuti perkembangan gerhana melalui siaran langsung dari berbagai observatorium di dunia.
Gerhana Bulan dan RamadanFenomena gerhana bulan total yang bertepatan dengan Ramadan 2025 ini menjadi pengingat akan kebesaran alam semesta. Dalam sejarah Islam, gerhana sering dikaitkan dengan peristiwa penting dan menjadi momen refleksi bagi umat Muslim.
Meskipun Indonesia tidak dapat menyaksikan gerhana ini, para astronom amatir dan profesional di berbagai negara akan mengabadikan fenomena ini dalam foto dan video yang bisa diakses secara daring.Dengan memahami fenomena ini, kita semakin menyadari keajaiban alam semesta yang terus memberikan kejutan dan inspirasi bagi manusia.