Sayyidah Hafshah binti Umar bin Al-Khattab termasuk di antara istri Nabi yang memiliki posisi yang tinggi.
هي التي كانت تساميني من أزواج النبي
Namun, suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata pernah menyatakan cerai Hafshah. Lantas Hafshah pun bersedih dan berduka. Kemudian, Malaikat Jibril pun turun menyampaikan perintah dari Allah supaya Nabi rujuk kembali kepada Hafshah,
راجع حفصة، فإنها صوامةقولمة، وأنها زوجتك في الجنة
“Rujuklah kepada Hafshah karena sesungguhnya dia adalah wanita yang rajin puasa dan rajin shalat. Sesungguhnya dia adalah istrimu di surga.” (HR. Ath Thabarani)
Awalnya Hafshah merasa sedih, namun setelahnya ia berbahagia. Dari hadits di atas, diketahui bahwa Hafshah itu rajin beribadah.
Pada zaman itu, tidak banyak wanita yang bisa baca tulis. Hafshah adalah salah seorang yang bisa membaca dan menulis. Ia belajar dari Syifa binti Abdullah.
Hafshah sangat semangat mempelajari ilmu agama dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia meriwayatkan 60 hadits yang berasal dari Rasulullah dan Umar bin Al Khattab.
Ada jasa besar Hafshah dalam dunia Ilmu, yaitu menjaga Alquran yang telah menjadi satu.
Dahulu semasa Nabi masih hidup, para sahabat menjaga al-quran dengan menghafal dan menulisnya pada lembaran-lembaran ataupun pelepah kurma. Pada masa Abu Bakar, banyak para sahabat yang menghafal Alquran meninggal dunia. Oleh karenanya, dikumpulkanlah ayat-ayat Alquran dan disusun menjadi satu.
Hafshah ditugaskan menjadi orang yang menyimpan lembaran-lembaran Alquran yang telah dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit.
Selama kepemimpinan Utsman bin Affan sebagai khalifah, ia meminjam Mushaf milik Hafsah. Setelah itu, ia memerintahkan beberapa sahabat lain untuk menyalinnya. Lalu menghasilkan beberapa naskah Alquran. Naskah-naskah tersebut kemudian dikirimkan ke berbagai wilayah di kalangan umat Muslim.