Bagaikan pelaut muda yang berhadapan dengan badai di laut lepas, generasi Z yang baru saja memasuki dunia kerja menghadapi tantangan besar. Laporan terbaru dari Intelligent sebuah platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkap fakta mengejutkan.
Enam dari sepuluh perusahaan yang merekrut lulusan universitas terpaksa memecat mereka dalam waktu singkat. Ada badai dalam dunia karier yang mengguncang, dan penyebabnya tak hanya soal teknis, tapi juga mentalitas dan sikap.
Penyebab Pemecatan Karyawan Gen Z
Berikut ini adalah 10 alasan utama mengapa perusahaan akhirnya harus memecat karyawan muda dari generasi Z sebagaimana dikutip dari CNBC.
- Kurangnya Motivasi atau Inisiatif (50%)
Setengah dari perusahaan yang disurvei menyebut kurangnya inisiatif sebagai alasan utama pemecatan. Banyak karyawan muda yang hanya menunggu instruksi tanpa bertindak mandiri. - Kurangnya Profesionalisme (46%)
Sebanyak 46% perusahaan menilai karyawan Gen Z tidak menunjukkan sikap profesional, seperti tepat waktu, menjaga sopan santun, dan bersikap serius dalam bekerja. - Keterampilan Berorganisasi yang Buruk (42%)
Manajemen waktu dan tugas sering menjadi tantangan. Kurangnya keterampilan berorganisasi membuat karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan efisien. - Keterampilan Komunikasi yang Buruk (39%)
Gen Z sering kali kesulitan berkomunikasi secara efektif dengan rekan kerja dan atasan, baik secara lisan maupun tertulis, yang membuat pekerjaan mereka tidak sesuai harapan. - Kesulitan Menerima Feedback (38%)
Sebagian besar karyawan muda belum terbiasa menerima kritik atau masukan, sering kali menanggapinya dengan defensif alih-alih melihatnya sebagai kesempatan untuk berkembang. - Kurangnya Pengalaman Kerja yang Relevan (38%)
Meskipun lulusan baru, kurangnya pengalaman kerja praktis sering kali menjadi kendala besar dalam adaptasi di lingkungan kerja profesional.
7. Keterampilan Pemecahan Masalah yang Kurang (34%)
Perusahaan mengharapkan karyawan dapat menghadapi masalah dengan solusi yang kreatif, namun banyak dari mereka justru kesulitan dalam menghadapi tantangan ini.
- Keterampilan Teknis yang Tidak Memadai (31%)
Meskipun teknologi adalah bagian besar dalam kehidupan mereka, beberapa pekerja Gen Z tetap gagal memenuhi ekspektasi dalam keterampilan teknis yang dibutuhkan di tempat kerja. - Ketidakcocokan Budaya Kerja (31%)
Tidak semua karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan, mulai dari cara bekerja hingga etika profesional, yang menjadi salah satu penyebab ketidaknyamanan di lingkungan kerja. - Kesulitan Bekerja dalam Tim (30%)
Kerja tim adalah hal esensial di sebagian besar perusahaan, namun sejumlah pekerja muda kesulitan berkolaborasi dan cenderung lebih nyaman bekerja sendiri.
“Banyak lulusan mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan ekspektasi pekerjaan yang lebih mandiri dan dinamis dibandingkan dengan lingkungan belajar mereka.
Solusi untuk Mengatasi Pemecatan Lulusan Baru
Namun, semua ini bukan berarti jalan buntu bagi Gen Z. Ada beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk membantu mereka lebih siap dalam menghadapi dunia kerja:
- Meningkatkan Inisiatif dan Proaktif
Karyawan muda perlu belajar untuk tidak hanya menunggu instruksi. Menunjukkan inisiatif dengan menawarkan ide dan solusi adalah cara terbaik untuk menonjol di tempat kerja. - Mengasah Keterampilan Komunikasi
Melatih keterampilan komunikasi melalui pelatihan atau kursus akan sangat membantu. Kemampuan untuk menyampaikan ide dengan jelas dan berkomunikasi secara profesional sangat penting. - Belajar Beradaptasi dengan Budaya Kerja
Gen Z perlu memahami bahwa setiap perusahaan memiliki nilai-nilai dan budaya yang berbeda. Cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja akan mempermudah mereka dalam bekerja dan berkolaborasi. - Menerima Feedback dengan Terbuka
Alih-alih melihat kritik sebagai serangan, karyawan muda perlu belajar menerima feedback dengan terbuka dan menggunakannya untuk memperbaiki performa kerja mereka. - Mengembangkan Keterampilan Teknis dan Manajemen Waktu
Menambah keterampilan teknis melalui pelatihan serta belajar mengatur waktu dengan lebih baik dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
Dengan solusi-solusi ini, Gen Z dapat memperbaiki performa dan sikap kerja mereka, membuka jalan menuju karier yang lebih sukses dan stabil.
Pada akhirnya, kesiapan menghadapi dunia kerja tak hanya soal keterampilan teknis, tapi juga bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan dinamika dan tuntutan yang ada.