Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis menyoroti masalah serius akses pupuk di RT 12 Makroman, Samarinda. Di sana, petani menghadapi kesulitan dalam memperoleh pupuk, baik subsidi maupun non-subsidi, yang menjadi hambatan serius bagi kontribusi mereka terhadap ketahanan pangan nasional.
Dalam resesnya ia mendengarkan aspirasi masyarakat Makroman dengan seksama. Salah satu masalah utama yang mencuat adalah kesulitan mendapatkan pupuk, terutama dengan kebijakan pembelian menggunakan kartu yang dirasakan membingungkan oleh sebagian petani.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu mengungkapkan kekhawatirannya terhadap prosedur yang membingungkan bagi petani yang sebagian besar tidak memahami cara mendapatkan kartu tersebut. Situasi ini menjadi kendala utama yang memerlukan perhatian lebih serius.
Menurut Nanda, pemahaman bahwa petani sangat bergantung pada pupuk untuk hasil panen yang optimal harus menjadi fokus penting pemerintah. Namun, ketidakpahaman terkait akses pupuk membuat sebagian petani tidak dapat memperolehnya dengan mudah.
“Petani tidak tahu bagaimana mendapatkan kartu itu. Padahal, kartu ini sangat penting untuk membeli pupuk. Mereka harus terdaftar terlebih dahulu, tetapi banyak yang belum terdaftar,” ungkapnya.
Nanda menegaskan perlunya tindakan konkret dari pemerintah, seperti penyederhanaan prosedur pendaftaran kartu, memberikan pelatihan, dan pendampingan kepada petani untuk mengatasi masalah ini. Pemahaman petani terhadap pentingnya kartu pupuk sebagai kunci keberhasilan panen juga harus ditingkatkan.
“Kita harus meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya mendapatkan kartu ini,” tegasnya.
Selain itu, Nanda mendorong pemerintah untuk lebih proaktif memastikan petani dapat dengan mudah memenuhi syarat untuk mengakses kartu pupuk. Kemudahan akses ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendukung ketahanan pangan nasional.

