Samarinda — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus menunjukkan komitmennya dalam menekan angka stunting melalui penguatan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) di Hotel Grand Kartika, Samarinda, untuk memperkuat kapasitas para pengelola Kampung KB dalam menangani gizi buruk dan stunting.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menekankan pentingnya peran Kampung KB dalam mendukung program penurunan stunting. “Kami ingin memastikan pengelola Kampung KB mampu memberikan pelayanan optimal, baik melalui sinergi dengan pemerintah desa maupun penyuluh,” ujarnya belum lama ini.
Bimtek ini membahas dua program andalan, yakni Rumah Data untuk pemantauan data keluarga secara terstruktur dan Dapur Dahsyat yang berfokus pada peningkatan asupan gizi anak-anak.
“Program Dapur Dahsyat sangat relevan untuk memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi. Ini langkah nyata dalam pencegahan stunting sejak dini,” tambah Junaidi.
Sejauh ini, Kutai Timur telah memiliki 128 Kampung KB. Targetnya, seluruh desa di Kutim akan memiliki Kampung KB yang berfungsi efektif pada 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta, termasuk kepala desa dan pasangan mereka, yang menunjukkan keseriusan desa dalam mendukung program kesehatan masyarakat.
Junaidi juga menyoroti pentingnya pemanfaatan Dana Desa secara tepat sasaran untuk mendukung program ini. “Dengan pemahaman yang baik, dana desa dapat dimanfaatkan langsung untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam aspek kesehatan dan gizi,” jelasnya.
Ia menegaskan, Bimtek semacam ini perlu dilakukan secara berkelanjutan. “Kampung KB bukan hanya nama, tetapi harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” tegas Junaidi.
Melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Kutai Timur dapat terus ditekan, menjadikan kualitas hidup keluarga semakin baik.

