Piala AFF 2024 segera dimulai, dan seluruh perhatian pecinta sepak bola Asia Tenggara tertuju pada kompetisi akbar ini. Dengan Indonesia berada di Grup B bersama Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Laos, peluang untuk meraih gelar pertama menjadi lebih nyata. Namun, perjuangan di lapangan tak hanya soal taktik, tetapi juga soal keberanian untuk memecahkan tradisi lama.
Thailand dan Vietnam masih mendominasi peringkat FIFA di Asia Tenggara, masing-masing berada di posisi 97 dan 116. Meski begitu, Indonesia membawa kabar baik. Berkat kemenangan heroik 2-0 melawan Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Garuda naik ke peringkat 125 FIFA, tertinggi ketiga di antara peserta Piala AFF. Kenaikan ini bukan hanya soal angka, tetapi bukti bahwa kebangkitan sepak bola Indonesia sedang terjadi di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Meskipun demikian, perjalanan menuju gelar juara tidak akan mudah. Thailand, sang penguasa dengan tujuh gelar Piala AFF, tetap menjadi momok bagi semua lawan. Vietnam, dengan gaya permainan terorganisir, adalah favorit kuat untuk kembali ke final. Di sisi lain, kejutan bisa datang dari tim-tim seperti Myanmar atau bahkan Laos, yang sering kali mengandalkan semangat juang untuk menghadapi lawan yang lebih kuat.
Bagi Indonesia, Piala AFF selalu menjadi arena pembuktian. Enam kali mencapai final tanpa satu pun gelar juara telah menciptakan narasi “nyaris juara” yang terus menghantui. Namun, di balik tekanan itu, ada harapan besar. Komposisi skuad yang diisi pemain muda berbakat seperti Rafael Struick dan Pratama Arhan menunjukkan bahwa regenerasi berjalan dengan baik.
Turnamen ini juga menjadi panggung penting untuk memperkuat semangat kebersamaan di kawasan Asia Tenggara. Tradisi seperti player escort, di mana anak-anak menggandeng pemain memasuki lapangan, kembali mengingatkan bahwa sepak bola adalah milik semua orang. Tradisi ini tidak hanya memberi pengalaman tak terlupakan bagi anak-anak, tetapi juga menggemakan kampanye FIFA “Football Unites the World.”
Grup B, tempat Indonesia berada, menawarkan tantangan tersendiri. Vietnam adalah lawan utama, tetapi Myanmar, Filipina, dan Laos tetap harus diwaspadai. Partai pembuka melawan Filipina pada 9 Desember menjadi momen penting untuk membangun momentum. Dukungan penuh dari masyarakat Indonesia, baik di stadion maupun di layar kaca, akan menjadi dorongan moral yang tak ternilai bagi Timnas Garuda.
Piala AFF 2024 bukan sekadar turnamen, melainkan kesempatan untuk mengukir sejarah baru. Dengan persiapan matang dan strategi yang tepat, ini bisa menjadi saatnya Garuda benar-benar terbang tinggi, membawa trofi ke tanah air untuk pertama kalinya. Semoga mimpi yang sudah lama dinanti ini akhirnya menjadi kenyataan.
