Surakarta – Perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Solo telah mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan dukungan kuat dari pemerintah.
Data terbaru dari Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kota Surakarta mengungkapkan tahun 2022, jumlah UMKM di wilayah tersebut melonjak drastis menjadi 11.157 unit, sebelumnya hanya 3.635 UMKM tahun 2021.
Sedangkan UMKM di Jawa Tengah berjumlah 17.821 dengan total omzet mencapai Rp68,484 triliun. Angka itu menjadikan Jawa Tengah dengan produktivitas UMKM lokal terbanyak.
Ratusan Kepala Keluarga menggantungkan hidupnya dengan membuat kerajinan berbahan baku bulu ayam, terkenal dengan sebutan shuttlecock (kok).
“Jumlah pengrajin shuttlecock kini mencapai 150 dari sebelumnya hanya puluhan,” ungkap yaya pelaku UMKM pengrajin shuttlecock di Kota Surakarta.
Produksi ‘shuttlecock’ terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Menurut yaya, industri shuttlecock di daerah tersebut sudah menjadi turun temurun. Pihaknya mampu memproduksi kok antara 200-300 slop per hari. Harga jual antara Rp40 ribu hingga Rp65 ribu per slop tergantung kualitasnya.
Pemerintah Kota Surakarta telah berperan aktif dalam memberikan dukungan bagi perkembangan UMKM di wilayah ini. Mereka telah mengadakan berbagai agenda dan program untuk membantu para pelaku UMKM.
Pemerintah pusat memuji UMKM Kota Solo yang adaptif terhadap berbagai perubahan salah satunya percepatan sektor digital.
“UMKM Solo telah terbukti mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan menghadirkan inovasi yang kreatif dalam produk dan layanan mereka,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) RI Teten Masduki pada Puncak Perayaan Hari UMKM Nasional di Solo.
Lebih lanjut, yaya memaparkan proses produksi kok berawal dari bulu ayam yang dipotong dibentuk kemudian dicuci, serta dijemur. Bulu dipilih sesuai kualitasnya kemudian diluruskan dengan cara dipanasi.
Lalu, bulu yang sudah lurus dipasang ke bogem, distel dan kemudian ditali. Kok setelah ditali berikan lem atau perekat, diberikan merek dan penyelesaian masuk ke pengepakan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk terus mendukung, memberikan pelatihan dan mendampingi pelaku UMKM. Dengan harapan, produk-produk lokal karya anak bangsa dapat bersaing di luar negeri.
