Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Pilwalkot Samarinda 2024: Formalitas Saja

Udex MundzirUdex Mundzir21 Oktober 2024 Editorial 2K Views
Andi Harun Wali Kota Samarinda
Andi Harun, Calon tunggal Pilwakot Samarinda 2024 (.ist)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Pilkada Kota Samarinda pada 2024 mendatang akan menjadi ajang yang berbeda dari biasanya. Andi Harun, calon petahana, menghadapi situasi yang tak biasa: ia maju sebagai calon tunggal, melawan kotak kosong. Keadaan ini bukan hanya memperlihatkan dominasi kuat sang petahana, tetapi juga mencerminkan kegagalan partai-partai politik besar dalam menawarkan alternatif.

Bagi banyak orang, pemilihan kali ini tampak sebagai formalitas belaka, di mana hasilnya sudah bisa diprediksi jauh sebelum waktu pemungutan suara tiba.

Dominasi Andi Harun dan Kemandekan Partai Politik

Fakta bahwa Andi Harun maju tanpa lawan dalam Pilwalkot ini tentu menimbulkan tanda tanya besar tentang dinamika politik di Kota Samarinda. Ketidakmampuan partai-partai besar untuk memunculkan figur yang bisa bersaing mencerminkan kekosongan dalam ruang politik lokal.

Partai-partai tampaknya enggan mengambil risiko melawan seorang figur yang sudah memiliki jaringan politik dan dukungan kuat dari masyarakat, sehingga lebih memilih merapat kepada sang petahana untuk mendapatkan bagian kekuasaan setelah ia menang.

Keputusan partai-partai politik untuk “pasrah” dan membiarkan Andi Harun melaju tanpa kompetisi seolah-olah menegaskan bahwa mereka lebih mementingkan kepentingan jangka pendek ketimbang prinsip demokrasi yang seharusnya memberikan pilihan nyata kepada masyarakat.

Pada akhirnya, sikap ini hanya memperkuat dominasi seorang tokoh dan mengikis kepercayaan publik terhadap partai-partai politik yang seharusnya mampu menjadi penyeimbang kekuasaan.

Kotak Kosong: Suara Simbolis dari Masyarakat?

Meski hasil akhir pemilihan tampak hampir pasti, kehadiran kotak kosong sebagai opsi lawan tetap memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka. Suara bagi kotak kosong bukanlah sekadar pilihan formal; ini bisa menjadi simbol bagi mereka yang merasa bahwa dominasi Andi Harun dan kemandekan partai-partai politik tidak mencerminkan aspirasi rakyat sepenuhnya.

Memilih kotak kosong bisa menjadi bentuk perlawanan simbolis dari mereka yang merasa tidak terakomodasi oleh sistem politik yang ada. Meskipun kecil kemungkinannya kotak kosong akan memenangkan pemilihan, jumlah suara yang masuk untuk kotak kosong dapat menjadi indikator penting tentang seberapa banyak masyarakat Samarinda yang merasa bahwa demokrasi lokal telah tereduksi menjadi sekadar formalitas belaka.

Ini bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi soal sejauh mana masyarakat memiliki keyakinan terhadap proses politik yang ada.

Implikasi Jangka Panjang Bagi Demokrasi Lokal

Dominasi calon tunggal seperti ini memunculkan kekhawatiran yang lebih luas terkait kesehatan demokrasi lokal di Samarinda. Ketika proses politik dibiarkan berjalan tanpa kompetisi yang sehat, ada risiko bahwa sistem demokrasi menjadi kurang responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Ketiadaan pilihan alternatif dalam Pilkada ini bisa menurunkan partisipasi politik masyarakat, karena mereka merasa tidak ada gunanya terlibat dalam proses yang hasilnya sudah bisa ditebak.

Selain itu, ketika partai-partai politik lebih fokus pada kepentingan pragmatis mereka sendiri daripada pada peran mereka sebagai pengusung ide dan gagasan alternatif, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan pada fungsi partai sebagai pilar utama demokrasi.

Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan alienasi politik, di mana masyarakat tidak lagi melihat partai politik sebagai representasi yang mewakili mereka.

Menjaga Keberagaman Suara dalam Demokrasi

Untuk menjaga agar demokrasi di Samarinda tetap sehat, perlu ada upaya dari semua pihak untuk memastikan bahwa Pilkada bukan sekadar formalitas belaka. Partai-partai politik harus kembali pada peran mereka sebagai pengusung aspirasi masyarakat, bukan sekadar aktor yang mencari keuntungan dari calon yang paling kuat.

Di sisi lain, masyarakat tetap perlu menggunakan hak suaranya, entah memilih Andi Harun atau kotak kosong, untuk menegaskan bahwa suara mereka masih penting dalam proses politik.

Partisipasi aktif masyarakat adalah kunci untuk menjaga keberagaman suara dalam demokrasi. Jika ada ketidakpuasan terhadap sistem atau dominasi tokoh tertentu, kotak kosong adalah salah satu cara untuk menyuarakan hal tersebut.

Pada akhirnya, pilkada yang sehat bukan hanya tentang siapa yang menang, tetapi tentang seberapa besar pilihan dan representasi yang tersedia bagi masyarakat.

Andi Harun Kota Samarinda Kotak Kosong Pilkada 2024 Pilkada Samarinda 2024
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleWarganet Puji Anies Baswedan Usai Pelantikan Presiden dan Wapres 2024
Next Article Pelantikan Presiden di Jakarta, Jokowi Gagal Pindah Ibu Kota

Informasi lainnya

Waspadai, Purbaya Anak Buah Luhut

9 September 2025

Bersih-Bersih Kabinet Prabowo Dimulai

9 September 2025

Orde Baru Jauh Lebih Baik

8 September 2025

Jokowi, Mengapa Masih Ikut Campur?

4 September 2025

Mengakhiri Bayang Jokowi

4 September 2025

Selamat Tinggal Agustus Kelabu: Tinggalkan Joget-joget di Istana

1 September 2025
Paling Sering Dibaca

Bahaya Tersembunyi di Balik Jam Tangan Pintar

Techno Silva

Puasa 72 Jam, Sehatkah Menurut Islam dan Ilmu Kedokteran?

Daily Tips Ericka

Kemenangan 30 Muslim melawan Ribuan Kafir Quraisy

Islami Alfi Salamah

IKN: Jawaban atas Pesimisme

Editorial Udex Mundzir

Ambisi Politik Bahlil: Kursi Lebih Penting dari Kinerja

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.