Sangatta – Tak hanya fokus pada pembangunan di pusat kota, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) selama tiga tahun terakhir mulai menggarap proyek-proyek strategis di wilayah terpencil.
Dengan membangun jalan penghubung, jembatan, hingga jaringan irigasi, dinas ini bertekad membuka isolasi daerah pedalaman agar masyarakat lebih mudah terhubung ke pusat ekonomi.
Upaya pembangunan ini bertujuan bukan hanya untuk memudahkan akses warga, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal.
“Infrastruktur adalah fondasi bagi pembangunan daerah. Dengan infrastruktur yang baik, aksesibilitas meningkat, peluang ekonomi terbuka lebar, dan kualitas hidup masyarakat bisa lebih baik,” ujar Kepala Dinas PU Kutim, Muhammad Muhir, Senin (18/11/2024).
Proyek Irigasi untuk Dukung Produktivitas Pertanian
Kutim dikenal memiliki sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pedesaan. Untuk mendukung sektor ini, Dinas PU Kutim meluncurkan beberapa proyek irigasi yang telah selesai dibangun di beberapa desa. Proyek ini tak hanya menyediakan air bersih bagi warga, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian setempat, terutama bagi para petani sawit dan karet.
“Kami telah menyelesaikan beberapa jaringan irigasi yang sangat dibutuhkan petani. Dengan adanya aliran air yang lancar, hasil panen petani diharapkan meningkat, sehingga perekonomian desa ikut terangkat,” kata Muhir.
Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Buka Akses Wilayah Terpencil
Dalam tiga tahun terakhir, dinas ini juga memperbaiki berbagai ruas jalan dan membangun jembatan baru di desa-desa yang selama ini sulit dijangkau. Salah satu proyek besar yang berhasil diwujudkan adalah jembatan penghubung di pedalaman Kutim.
Proyek ini berhasil memotong waktu tempuh masyarakat pedesaan untuk mencapai kota, sekaligus menekan biaya angkut hasil tani ke pasar.
“Dengan adanya jembatan baru, biaya pengangkutan hasil tani seperti sawit, karet, dan produk lainnya menjadi lebih efisien. Ini sangat membantu masyarakat pedesaan untuk meningkatkan penghasilan mereka,” tambahnya.
Selain itu, perbaikan jalan utama juga dilakukan untuk menghubungkan antarwilayah di Kutim agar aktivitas ekonomi bisa bergerak lebih cepat. Pembukaan akses ini, menurut Muhir, tidak hanya memudahkan mobilitas warga tetapi juga mempercepat distribusi barang, jasa, dan kebutuhan pokok ke pelosok desa.
Tantangan Medan dan Iklim, Dinas PU Tak Surut Langkah
Namun, Muhir mengakui bahwa pembangunan di Kutim tidak terlepas dari tantangan berat. Medan geografis yang sulit, kontur tanah yang ekstrem, hingga cuaca yang tidak menentu menjadi kendala utama bagi dinas dalam melaksanakan proyek-proyek ini. Meski demikian, pihaknya tetap berkomitmen untuk menyelesaikan setiap proyek dengan tepat waktu.
“Kami selalu berusaha agar pembangunan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Kami juga terbuka terhadap masukan masyarakat untuk memastikan bahwa proyek yang dilakukan benar-benar sesuai kebutuhan,” tegasnya.
Partisipasi Masyarakat, Kunci Keberlanjutan Infrastruktur
Muhir juga menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam merawat infrastruktur yang sudah dibangun agar dapat bertahan lama dan manfaatnya dirasakan secara berkelanjutan.
“Partisipasi masyarakat sangat penting. Jalan, jembatan, atau fasilitas lain yang sudah dibangun harus dijaga bersama agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang,” katanya.
Dalam pandangan Muhir, pembangunan infrastruktur di Kutim bukanlah proyek sementara, melainkan investasi jangka panjang yang penting bagi kesejahteraan generasi mendatang. Oleh karena itu, Dinas PU Kutim akan terus melanjutkan proyek-proyek pembangunan di berbagai wilayah untuk menjadikan Kutai Timur sebagai daerah yang mandiri dan maju.
“Kami berharap dengan infrastruktur yang terus membaik, Kutai Timur bisa menjadi daerah yang lebih maju dan mandiri. Pembangunan ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang,” pungkasnya.

