Semarang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob yang dapat terjadi di sejumlah wilayah pesisir utara Jawa akibat fenomena supermoon yang diperkirakan berlangsung pada 28 hingga 31 Mei 2025.
Fenomena supermoon, yaitu ketika posisi bulan berada dalam jarak terdekat dengan bumi, memicu peningkatan gaya tarik gravitasi bulan terhadap air laut. Kondisi ini berpotensi meningkatkan tinggi muka air laut dan menyebabkan banjir pesisir atau rob, khususnya di wilayah langganan seperti Sayung, Demak, serta kawasan pesisir Semarang, Pekalongan, Kendal, Batang, dan Jepara.
“Puncak rob kali ini diprediksi terjadi antara 28 hingga 30 Mei, menyusul puncak sebelumnya yang terjadi pada Rabu (21/5/2025). Pada saat itu, ketinggian air laut mencapai 205 sentimeter, jauh di atas rata-rata normal 100 hingga 130 sentimeter,” ujar Ganis Erutjahjo, Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Selasa (27/5/2025).
Ia menjelaskan, banjir rob tidak hanya disebabkan oleh pasang air laut semata, melainkan juga bisa diperparah oleh faktor meteorologis seperti kecepatan angin laut yang mencapai hingga 20 knot.
“Jika saat puncak pasang air laut terjadi bersamaan dengan angin laut kuat, maka tinggi gelombang akan meningkat signifikan dan memperparah rob,” terangnya.
Banjir rob sebelumnya telah menyebabkan gangguan di berbagai titik, termasuk jalan nasional Semarang-Demak yang terendam di wilayah Sayung. Hujan deras yang mengguyur Semarang pada Rabu malam (21/5/2025) turut memperparah kondisi banjir, membuat beberapa ruas jalan utama kota tidak dapat dilalui.
Menurut Ganis, saat ini Jawa tengah mengalami masa peralihan musim atau pancaroba, yang menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat. Ia menambahkan bahwa puncak musim pancaroba diperkirakan akan terjadi pada Agustus 2025.
“Pola musim memang berbeda-beda tiap wilayah. Tapi hingga akhir Mei ini, hujan singkat intens masih berpotensi terjadi di banyak wilayah pesisir,” jelasnya.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah pesisir utara Jawa untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG melalui berbagai saluran media.
“Warga diharapkan meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang tinggal di daerah rawan rob. Selalu perhatikan informasi terbaru dari kami melalui media elektronik, cetak maupun media sosial,” pungkas Ganis.
