Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Cuaca Panas? Inilah Tanaman yang Bisa Menyejukan Rumah

Ketika panas kian tak kenal ampun, dedaunan sederhana justru memberi kesejukan yang tak tergantikan oleh mesin.
Alfi SalamahAlfi Salamah21 Oktober 2025 Opini
Tanaman Penyejuk Rumah
Tanaman Penyejuk Ruangan (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Panas kota kini seperti tak memberi ampun. Di siang hari, suhu bisa menembus angka 35 derajat Celsius, bahkan lebih di beberapa wilayah perkotaan. Aspal memantulkan panas, gedung-gedung menyerapnya, dan pepohonan yang dulu jadi peneduh kini makin jarang terlihat. Akibatnya, rumah-rumah pun berubah menjadi ruang sauna yang sulit ditempati tanpa bantuan pendingin listrik.

Namun, di tengah hiruk-pikuk teknologi dan mesin berdaya besar, alam sesungguhnya masih menyimpan solusi sederhana tanaman penyerap panas. Ia tidak hanya memperindah halaman, tetapi juga menciptakan keseimbangan suhu yang menenangkan. Tanaman ini bekerja tanpa suara, tanpa emisi, dan tanpa tagihan listrik yang membengkak setiap bulan.

Pendingin Alami dari Alam

Pohon karet, misalnya, menjadi salah satu “pendingin alami” yang paling banyak dipilih masyarakat urban. Daunnya yang lebar dan tebal mampu menyerap panas sekaligus menahan debu kendaraan.

Di sisi ekologis, pohon karet juga berfungsi sebagai penyaring udara dengan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen segar. Di tengah kawasan padat seperti Jakarta atau Surabaya, menanam satu pohon karet saja sudah cukup untuk menurunkan suhu mikro di sekitar rumah.

Berbeda lagi dengan lidah mertua. Tanaman ini dikenal tangguh, tak butuh banyak air, dan bisa bertahan di ruang panas sekalipun. Penelitian dari NASA Clean Air Study menyebut bahwa lidah mertua mampu menyerap racun seperti formaldehida, xylene, dan benzena dari udara.

Artinya, tanaman ini bukan hanya menyejukkan, tetapi juga membersihkan udara yang kita hirup setiap hari. Letakkan di ruang tamu, kamar tidur, atau dekat jendela dan biarkan ia bekerja sebagai penyaring alami tanpa biaya tambahan.

Pohon Besar, Efek Sejuk yang Besar

Untuk halaman yang luas, pohon trembesi menjadi simbol kesejukan sejati. Tajuknya yang besar menyerupai payung raksasa mampu menurunkan suhu hingga beberapa derajat di sekitarnya.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa satu pohon trembesi dewasa dapat menyerap hingga 28 ton karbon dioksida per tahun angka yang luar biasa besar jika dibandingkan dengan jenis pohon lain. Tak heran, banyak kota mulai menanam trembesi di taman-taman umum dan sepanjang jalan raya untuk meredam efek panas aspal dan kendaraan.

Namun, bagi penghuni apartemen atau rumah minimalis, sirih gading menjadi pilihan cerdas. Tanaman ini bisa dibiarkan menjalar di dinding atau digantung di pot kecil. Selain menambah keindahan ruang, sirih gading juga efektif menyerap polutan dari bahan kimia rumah tangga seperti cat dan lem. Tanaman ini seolah memberi pesan bahwa keterbatasan lahan bukan alasan untuk berhenti berkontribusi terhadap kesejukan bumi.

Sentuhan Tropis dan Elegan

Tak kalah menarik adalah pohon kelapa ikon tropis yang tak hanya memperindah pemandangan, tetapi juga menjaga kelembapan udara. Dengan daun lebar yang menjuntai, kelapa berfungsi sebagai peneduh alami sekaligus penyeimbang mikroklimat. Dan tentu saja, tak ada yang menolak bonus air kelapa segar di tengah teriknya hari.

Sementara itu, palem kuning menambah sentuhan elegan bagi taman rumah. Batangnya ramping, daunnya rimbun, dan bentuknya anggun. Ia mampu menyerap panas serta polusi, menjadikannya tanaman garda depan di kawasan padat. Palem kuning juga bisa dijadikan pagar alami yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional.

Ketapang kencana pun tak kalah memikat. Struktur daunnya yang bertingkat membuat pohon ini tampak seperti payung rapi yang menaungi rumah. Tak heran jika banyak perumahan modern memilih ketapang kencana sebagai elemen lanskap. Selain mempercantik, pohon ini juga bekerja secara efisien menyerap panas matahari dan menjaga kestabilan suhu lingkungan sekitar.

Kesejukan yang Tumbuh dari Bumi

Kemudian ada pohon angsana peneduh klasik yang tumbuh cepat dan memiliki daun rapat. Bunga kuningnya yang mekar di musim tertentu menambah keindahan alami. Menurut pengamatan ahli lingkungan, pohon angsana bisa menurunkan suhu sekitar hingga 4–5 derajat Celsius. Di kawasan padat, perbedaan suhu ini bisa menjadi penyelamat dari serangan panas ekstrem.

Tanaman pucuk merah juga memiliki keunggulan tersendiri. Warna daunnya yang cerah membuat halaman tampak hidup, sementara fungsinya sebagai penyerap panas dan penghasil oksigen menjadikannya elemen penting dalam ekosistem rumah. Jika ditanam berderet, pucuk merah juga berfungsi sebagai pagar alami yang efektif menghalangi radiasi panas langsung.

Dan tentu, tak ada yang bisa menandingi bambu dalam hal multifungsi. Bambu bukan hanya penyerap panas, tetapi juga peredam suara alami. Di daerah yang bising dan padat, tanaman ini menciptakan ruang teduh dan tenang. Selain itu, sistem akarnya yang kuat membantu menjaga kelembapan tanah dan mencegah erosi. Fakta menarik: bambu mampu menyerap karbon dioksida hingga 12 ton per hektare per tahun menjadikannya solusi hijau yang cepat dan efisien.

Lebih dari Sekadar Dekorasi

Dari semua contoh itu, satu pesan penting mengemuka: kesejukan sejati datang dari alam, bukan dari mesin. Pendingin udara mungkin mampu menurunkan suhu ruangan dalam hitungan menit, tetapi ia juga menyumbang emisi karbon dan konsumsi energi yang besar. Menurut data International Energy Agency (IEA), AC menyumbang sekitar 10 persen konsumsi listrik dunia, dan angka itu terus meningkat setiap tahun.

Sebaliknya, menanam pohon atau tanaman penyerap panas adalah langkah kecil yang memberi dampak besar. Setiap daun bekerja menyerap panas, setiap akar menjaga tanah, dan setiap helai hijau menambah oksigen bagi bumi. Tanaman-tanaman ini menjadi bagian dari solusi sederhana namun berkelanjutan di tengah krisis iklim yang makin nyata.

Gerakan Hijau dari Rumah

Di sisi sosial, gerakan menanam juga dapat menjadi simbol kebersamaan baru di tengah masyarakat kota. Banyak komunitas urban farming kini mulai memanfaatkan lahan sempit, atap rumah, atau halaman kecil untuk menanam tanaman hijau. Kegiatan ini bukan hanya memperbaiki kualitas udara, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap lingkungan.

Secara ekonomi, manfaatnya juga terasa. Rumah yang dikelilingi tanaman cenderung lebih hemat energi karena suhu di dalam ruangan menurun secara alami. Artinya, tagihan listrik untuk pendingin udara pun berkurang. Dalam jangka panjang, langkah sederhana ini mengajarkan kita untuk hidup lebih selaras dengan ritme alam, bukan melawannya.

Sejuk yang Tumbuh dari Cinta

Pada akhirnya, menanam tanaman penyerap panas bukan sekadar hobi atau dekorasi. Ia adalah bentuk perlawanan terhadap panas ekstrem, polusi, dan ketidakpedulian. Ia adalah cara paling damai untuk mengingatkan manusia bahwa bumi bisa sembuh asal kita mau menanam kembali.

Karena kesejukan yang paling hakiki bukan berasal dari mesin pendingin berdaya besar, melainkan dari dedaunan hijau yang tumbuh di halaman, menari lembut di bawah sinar matahari, dan meneduhkan jiwa manusia yang haus akan keseimbangan.

Kesejukan Alami Krisis Iklim Lingkungan Hijau Tanaman Penyerap Panas Urban farming
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleKasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai
Next Article Rahasia Membuat Kentang Goreng Tetap Sehat

Informasi lainnya

Mengemudi Visi, Bukan Hanya Mobil Listrik

21 Juni 2025

Titik Berat Indonesia dalam Konflik Timur Tengah

21 Juni 2025

Bela Negara Bukan Membungkam Kritik

13 Juni 2025

KDM, Calon Diktator yang Terlihat Merakyat

1 Mei 2025

Vasektomi Bukan Jawaban Kemiskinan

1 Mei 2025

Korupsi Dana Desa Tak Bisa Lagi Dimaafkan

29 April 2025
Paling Sering Dibaca

Golkar di Persimpangan Jalan

Editorial Udex Mundzir

Dilema Profesi Guru di Tengah Ancaman Kriminalisasi

Editorial Udex Mundzir

Ketika Moral Publik Mati

Editorial Udex Mundzir

Taksi Terbang IKN: Mimpi yang Terbang Terlalu Tinggi

Editorial Udex Mundzir

Pulau Sumba, Surga Eksotis Baru

Travel Alfi Salamah
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.